Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
Olahraga
19 jam yang lalu
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
2
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
Olahraga
19 jam yang lalu
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
3
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
Olahraga
19 jam yang lalu
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
4
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
Olahraga
18 jam yang lalu
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
5
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
Olahraga
19 jam yang lalu
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
6
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Olahraga
15 jam yang lalu
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Target 0 Emisi, Indonesia Setop Jual Motor dan Mobil Konvensional Mulai 2050

Target 0 Emisi, Indonesia Setop Jual Motor dan Mobil Konvensional Mulai 2050
Ilustrasi antrean kendaraan. (Foto: Istimewa)
Senin, 11 Oktober 2021 14:40 WIB

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan Indonesia berhenti menjual mobil konvensional pada 2050. Hal ini tertuang dalam peta jalan (roadmap) menuju target nol emisi (net zero emission/NZE) pada 2060.

Menurut ESDM dalam keterangan resminya, Jumat (8/10), peralihan kendaraan di sektor transportasi menjadi listrik adalah salah satu dari lima prinsip utama mencapai target nol emisi.

Sedangkan empat prinsip lainnya adalah pemanfaatan energi baru terbarukan, pengurangan energi fosil, peningkatan pemanfaatan listrik pada industri dan rumah tangga, serta pemanfaatan Carbon Capture and Storage (CCS).

"Kami telah menyiapkan peta jalan transisi menuju energi netral mulai tahun 2021 sampai 2060 dengan beberapa strategi kunci," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif.

Sorotan bagi industri otomotif yaitu penerapan penghentian penjualan kendaraan bermesin konvensional yang berupa bensin dan diesel.

Berdasarkan roadmap ESDM, Indonesia akan berhenti menjual motor konvensional pada 2040 dan setop menjual mobil konvensional pada 2050.

Berikut penjelasan ESDM atas roadmap target nol emisi dari tahun ke tahun hingga 2060:

2021
Pada 2021, pemerintah dikatakan Arifin akan merilis regulasi berupa peraturan presiden terkait energi baru terbarukan dan retirement coal.

2022
Arifin menyebut pada tahun ini bakal ada Undang-Undang energi baru terbarukan dan penggunaan kompor listrik untuk dua juta rumah tangga per tahun.

2024
Pembangunan interkoneksi, jaringan litstrik pintar (smart grid). dan smart meter.

2025
Bauran energi baru terbarukan yang mencapai 23 persen didominasi PLTS pada 2025.

2027
Indonesia berhenti mengimpor LNG.

2030
Sebesar 42 persen energi baru terbarukan didominasi dari PLTS pada 2030. Jaringan gas menyentuh 10 juta rumah tangga, kendaraan listrik sebanyak 2 juta (mobil) dan 13 juta (motor), penyaluran BBG 300 ribu, pemanfaatan Dymethil Ether dengan penggunaan listrik sebesar 1.548 kWh/kapita

2031
Semua PLTU tahap pertama subcritical akan mengalami pensiun dini pada tahun ini.

2035
Terdapat interkoneksi antar pulau mulai COD di tahun 2035 dengan konsumsi listrik sebesar 2.085 kWh/kapita dan bauran energi baru terbarukan mencapai 57 persen dengan didominasi PLTS, Hydro dan Panas Bumi.

2040
Bauran energi baru terbarukan sudah mencapai 71 persen dan tidak ada PLT Diesel yang beroperasi, Lampu LED 70%, tidak ada penjualan motor konvensional, dan konsumsi listrik mencapai 2.847 kWh/kapita.

2045
Pemerintah mewacanakan akan ada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama mulai COD. Arifin menyebut pihaknya mempertimbangkan penggunaan energi nuklir mulai 2045 dengan kapasitas 35 GW sampai 2060.

2050
Bauran energi baru terbarukan diharapkan sudah mencapai 87 persen pada 2050 dan konsumsi listrik mencapai 4.299 kWh/kapita. Pada tahun ini dikatakan penjualan mobil konvensional sudah dihentikan.

2060
Bauran energi baru terbarukan telah mencapai 100 persen, didominasi PLTS dan Hydro serta dibarengi dengan penyaluran jaringan gas sebanyak 23 juta sambungan rumah tangga, kompor listrik 52 juta rumah tangga, penggunaan kendaraan listrik, dan konsumsi listrik menyentuh angka 5.308 kWh/kapita.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Ekonomi, Pemerintahan, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/