Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
12 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
2
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
11 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
3
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
10 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
4
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
12 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
11 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Home  /  Berita  /  Politik

Soal 'Kemenag Hadiah Negara untuk NU', PAN Desak Menag Yaqut Minta Maaf

Soal Kemenag Hadiah Negara untuk NU, PAN Desak Menag Yaqut Minta Maaf
Ketua Fraksi PAN DPR RI, Saleh Daulay. (Foto: Istimewa)
Senin, 25 Oktober 2021 16:31 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA - Ketua Fraksi PAN DPR RI, Saleh Daulay mengkritik pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang mengatakan 'Kemenag adalah hadiah negara untuk NU'. Saleh menilai pernyataan itu seolah tidak ada peran organisasi lain dalam membangun kehidupan beragama.

"Kalau disebut hadiah bagi NU, terkesan bahwa Gus Yaqut ingin mengatakan bahwa kementerian agama hanya milik NU saja. Kelompok lain hanya pelengkap dan bagian yang diatur. Tidak memiliki peran dan partisipasi apa pun dalam konteks membangun kehidupan umat beragama di Indonesia," kata Saleh dalam keterangan tertulisnya, Senin (25/10/2021).

Saleh menyebut ada sejumlah elemen umat Islam yang sama-sama berjuang mempertahankan persatuan. Dia menyebut semua kelompok sama di mata hukum pemerintah. "Faktanya, ada banyak ormas dan elemen umat Islam yang sama-sama ikut berjuang untuk kemerdekaan, untuk persatuan Indonesia. Sejatinya, semua kelompok itu sama di mata hukum dan pemerintahan. Termasuk dalam hal ini, seluruh umat beragama yang ada di Indonesia. Mereka adalah bagian integral yang tidak bisa dipisahkan dengan sejarah Indonesia," ujarnya.

Saleh meminta Presiden Jokowi dapat memberikan teguran dan peringatan. Menurutnya, pernyataan-pernyataan seperti itu bisa menjadi preseden buruk di kemudian hari.

"Bisa saja akan muncul elemen dan ormas lain yang mengklaim mendapat hadiah kementerian lain. Misalnya, mendapat hadiah kementerian pendidikan, kementerian kesehatan, kementerian sosial, dan lain-lain. Dengan begitu, persoalan akan menjadi pelik dan runyam. Karena itu, klaim-klaim seperti ini harus dihentikan agar semua pihak merasa nyaman dan tidak terganggu. Harus dipastikan bahwa kementerian agama adalah milik semua rakyat," ucapnya.

Ketua DPP PAN ini mendesak Menag Yaqut untuk meminta maaf atau meluruskan pernyataannya itu. Dia mengatakan itulah sikap terbaik yang perlu dicontohkan oleh para tokoh dan pejabat kita.

"Sebaiknya, minta maaf saja. Atau meluruskan mispersepsi yang ada. Itu tidak akan mengurangi apa pun. Justru, bisa menaikkan wibawa dan sikap kenegarawanan," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengklarifikasi pernyataannya yang menyebut Kementerian Agama sebagai hadiah untuk Nahdlatul Ulama (NU). Yaqut mengatakan pernyataannya di forum internal keluarga besar NU itu untuk memotivasi para santri dan pesantren.

Ia menyayangkan pernyataan tersebut menjadi konsumsi publik sehingga menimbulkan polemik di masyarakat. Yaqut mengatakan pernyataannya itu diutarakan saat Webinar Robithah Ma'ahid Islamiyah dan PBNU dalam peringatan Hari Santri. Webinar tersebut ditayangkan secara langsung di kanal Youtube TVNU pada Rabu (20/10).

"Itu saya sampaikan di forum internal. Saya tidak tahu kemudian kok digoreng-goreng di publik bagaimana," katanya usai membuka acara Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2021 di The Sunan Hotel, Solo, Senin (25/10).

"Intinya, sebatas memberi semangat kepada para santri dan pondok pesantren. Ibarat obrolan pasangan suami-istri, dunia ini milik kita berdua, yang lain cuma ngekos, karena itu disampaikan secara internal," tambahnya.

Yaqut menerangkan dengan memotivasi santri dan kaum Nahdliyyin secara umum, NU diharapkan bisa tetap terbuka karena telah mendapat hadiah dari negara. "NU harus kembali kepada jati dirinya. Meskipun NU diberi sesuatu, NU harus tetap terbuka. NU harus tetap inklusif dan memberikan dirinya untuk kepentingan yang lebih besar," katanya.

Meski menyatakan Kemenag sebagai hadiah untuk NU, Yaqut memastikan lembaga yang ia pimpin tetap inklusif. Semua kebijakan diambil dengan mempertimbangkan semua agama dan golongan. "Bisa dibuktikan, apakah ada kebijakan Kemenag yang ditujukan hanya untuk NU? Tidak ada," katanya.

Tak hanya itu, ia juga menyebut pejabat di Kemenag juga berasal dari berbagai golongan dan agama. "Dirjen PHU (Penyelenggaraan Haji dan Umroh) itu dari Muhammadiyah. Itjen (inspektorat jenderal) Kemenag juga sama, bukan dari NU," katanya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/