Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
Umum
22 jam yang lalu
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
2
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
Umum
19 jam yang lalu
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
3
Kandang Persib Siap Membiru Di Semi Final, Energi Bagi Dedi Kusnandar Dkk
Olahraga
24 jam yang lalu
Kandang Persib Siap Membiru Di Semi Final, Energi Bagi Dedi Kusnandar Dkk
4
1st FOBI World Barongsai Championship 2024, Grace Natalie: Sejarah Terukir Pertama Kali Piala Presiden Diperebutkan
Olahraga
22 jam yang lalu
1st FOBI World Barongsai Championship 2024, Grace Natalie: Sejarah Terukir Pertama Kali Piala Presiden Diperebutkan
5
Tak Enak dengan Bea Cukai, Enzy Storia Harap Ada Perbaikan Layanan Publik
Umum
19 jam yang lalu
Tak Enak dengan Bea Cukai, Enzy Storia Harap Ada Perbaikan Layanan Publik
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Beberkan 6 Menteri Berkinerja Rendah, Pengamat: Pembuat Gaduh, Layak ditendang Jokowi

Beberkan 6 Menteri Berkinerja Rendah, Pengamat: Pembuat Gaduh, Layak ditendang Jokowi
Ilustrasi Kabinet Jokowi-Ma'ruf. (foto: Istimewa)
Kamis, 11 November 2021 18:52 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Jamiluddin Ritonga menilai, ada beberapa pos menteri yang layak direshuflle Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurutnya, menteri yang layak direshuflle tersebut adalah menteri berkinerja rendah dan pembuat gaduh.

'Menteri berkinerja rendah, pembuat gaduh, layak ditendang Presiden Jokowi pada reshuffle Jilid II jika terjadi," kata Jamiluddin Ritonga melalui pesan whatsapp kepada GoNews.co, Kamis (11/11/2021).

Diantara menteri yang berkinerja rendah, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerard Plate.

Kemudian, Kementeri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo. "Dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin," ungkapnya.

Jamiluddin menyebutkan, Ida Fauziyah, tidak ada solusi yang mumpuni dalam mengatasi tingginya pengangguran di Indonesia akibat dampak pandemi Covid-19. "Para pengangguran terus bertambah akibat tidak seimbangannya permintaan dengan lowongan kerja tersedia," ujarnya.

Budi Gunadi Sadikin juga tidak cukup menonjol dalam penanganan Covid-19. Sebagai Menteri Kesehatan, kata Dosen Universitas Esa Unggul itu, seharusny ia yang terdepan dalam penanganan pandemi Covid-19.

"Nyatanya, peran itu justru diambil Luhut Binsar Panjaitan, Airlangga Hartarto, dan Satgas Covid-19," ucapnya.

Begitu juga belum Tjahjo Kumolo tidak ada gebrakan monumental terkait reformasi birokrasi. "Bahkan gaung revolusi mental sudah tidak terdengar," kata Jamiluddin.

Johnny Gerard Plate juga tidak berbuat banyak dalam membenahi bidang komunikasi, khususnya sistem komunikasi Indonesia belum ada. "Sungguh mengerikan, negara seluas ini tidak mempunyai sistem komunikasi Indonesia," tutur Jamiluddin.

Selain itu, komunikasi publik yang buruk selama pandemi Covid-19 seharusnya menjadi tanggung jawab Johnny Gerard Plate. "Namun peran itu tidak pernah diambil over, sehingga masalah komunikasi publik tetap dipegang Satgas Covid-19 dan Kementerian Kesehatan," ujarnya.

Sementara itu, Syahrul Yasin Limpo sampai sekarang belum dapat mewujudkan kemandirian pangan.

Impor pangan justeru terus meningkat. Padahal salah satu target Presiden Joko Widodo adalah terwujudnya kemandirian pangan. "Karena itu, enam menteri tersebut layak untuk direshuflle, hanya menjadi beban Presiden Jokowi," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/