Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
14 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
2
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
12 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
11 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
11 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
10 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
12 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Serikat Pekerja Ancam Mogok Masal, DPR Desak Pertamina Buka Pintu Dialog

Serikat Pekerja Ancam Mogok Masal, DPR Desak Pertamina Buka Pintu Dialog
Aksi demo Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB). (foto: istimewa)
Sabtu, 25 Desember 2021 13:22 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA - Menyikapi ancaman Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) yang akan melakukan mogok kerja pada Januari 2022, PT. Pertamina (Persero) sebaiknya membuka pintu dialog dan kompromi. Sebab bila ancaman tersebut benar dilaksanakan dikhawatirkan menimbulkan gejolak lebih luas di kalangan masyarakat.

Demikian diungkapkan Anggota Komisi VII DPR Mulyanto kepada GoNews.co, Sabtu (25/12/2021) menanggapi masalah hubungan industrial di PT.Pertamina (Persero). Mulyanto juga meminta, agar para pihak yang berselisih mau berunding mencari jalan keluar terbaik. Pihak FSPBB dan Pertamina harus terbuka dan objektif membahas masalah yang ada. Jangan sampai masalah yang terjadi meluas menjadi masalah sosial.

"Kami mendesak Direksi Pertamina segera membuka dialog dan mencari jalan keluar atas masalah yang ada. Jangan sampai isu ini meluas dan mengganggu kepentingan masyarakat luas," paparnya.

Mulyanto menilai tuntutan yang disuarakan FSPBB adalah hak buruh dan perlu dihargai. Karena itu Pertamina harus menanggapi tuntutan tersebut secara tepat. "Kebutuhan masyarakat pada BBM itu sangat besar. Karena itu bila pasokannya terganggu karena seluruh karyawan Pertamina melakukan aksi mogok kerja, bisa dibayangkan kekacauan yang akan terjadi," kata Mulyanto.

Mulyanto menjelaskan, berdasarkan informasi yang dirinya terima, poin dari masalah ini adalah buruh membutuhkan transparansi serta komunikasi yang baik dengan direksi.

Dia menyebut serikat pekerja menginginkan berbagai kesepakatan yang telah ditetapkan antara pihak direksi dengan karyawan bisa dijalankan, serta dikomunikasikan secara transparan. Salah satunya adalah soal penggajian. Rencana pemotongan gaji di saat kondisi Pertamina untung ini tidak bisa dimengerti karyawan. "Jadi intinya soal komunikasi dan dialog," jelasnya.

Selain kesepakatan dan komunikasi, menurutnya tidak ada masalah lain. Sehingga mestinya bisa dirampungkan. "Jadi ini mestinya bisa diselesaikan. Jangan sampai terjadi mogok kerja. Yang rugi kita semua," ungkapnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/