Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
Olahraga
20 jam yang lalu
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
2
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
Olahraga
20 jam yang lalu
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
3
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
Olahraga
20 jam yang lalu
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
4
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Olahraga
19 jam yang lalu
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
5
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
Olahraga
17 jam yang lalu
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
6
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
Olahraga
14 jam yang lalu
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
Home  /  Berita  /  Nasional

Soal Sertifikat Vaksin, Swedia Menuju Teknologi Microchip, Indonesia Pede Lanjutkan Aplikasi PL

Soal Sertifikat Vaksin, Swedia Menuju Teknologi Microchip, Indonesia Pede Lanjutkan Aplikasi PL
Ilustrasi warga sedang melakukan klaim sertifikat vaksinnya di aplikasi PeduliLindungi. (foto: www.gonews.co/dzulfiqar)
Minggu, 26 Desember 2021 11:35 WIB
DEPOK - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, Indonesia akan tetap menggunakan PeduliLindungi (PL) sebagai aplikasi gawai untuk digunakan rakyat Indonesia sebagai akses terhadap sertifikat vaksinasi Covid-19 untuk sejumlah keperluan. Hal itu disampaikan Nadia kepada wartawan, Jumat, sebagaiman dikutip di Depok, Jawa Barat, Sabtu (26/12/2021).

"Kita tetap pake PL yang sudah terintegrasi dengan banyak info lainnya," kata Nadia kepada GoNEWS.co.

Aplikasi PL, kata Nadia, merupakan buah karya kerjasama PT Telkom, BUMN dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI.

Menurutnya Nadia, teknologi microchip untuk sertifikat vaksin Covid-19 merupakan teknologi yang cakupannya sangat luas.

"Ini luas sekali kalau tuk chip teknologinya," ujar Nadia menanggapi kesiapan startup di Swedia.

Sebelumnya diberitakan, sebuah komunitas digital scale up, perusahaan, intrapreneur dan enterprenuer di Stockholm, Swedia bernama Epicenter, meluncurkan microchip seukuran biji beras untuk ditanam di balik kulit manusia yang bisa menyimpan data sertifikat vaksin Covid-19, baru-baru ini.

Implan dapat dibaca oleh perangkat apa pun menggunakan protokol komunikasi jarak dekat (NFC). Publik Indonesia banyak mengenal NFC sebagai teknologi pembayaran via pemindaian seperti mengisi saldo E-Toll melalui alat pindai di bodi telepon genggam kelas Rp5 jutaan.

Kepala Distribusi Epicenter Hannes Sjoblad, melalui sebuah video sebagimana dikutip GoNEWS.co dari dailymail di Depok, Jawa Barat, Sabtu (25/12/2021), memeragakan penggunaan teknologi cerdas itu. Ia memegang cip di lengannya dan hanya melambaikan smartphone di atasnya untuk mengetahui status vaksinasinya.

"Implan adalah teknologi yang sangat serbaguna yang dapat digunakan untuk banyak hal yang berbeda dan saat ini sangat nyaman untuk memiliki paspor Covid-19 yang selalu dapat diakses pada implan Anda," katanya.

Pada 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Covid-19-penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 atau virus corona-sebagai pandemi.

Sejak saat itu virus menguasai dunia, menutup bisnis dan memaksa orang masuk ke rumah mereka selama berbulan-bulan.

Banyak tempat, restoran, bar, ruang konser dan museum, di seluruh AS yang mengharuskan pengunjung menunjukkan status vaksinasi mereka untuk memasuki gedung. Keharusan menunjukkan sertifikat vaksin ini juga diterapkan di Indonesia dengan pindai barcode melalui aplikasi PeduliLindungi. Tapi teknologi microchip Epicenter lebih memudahkan pengguna karena tak perlu khawatir gagal menunjukkan sertifikat ketika ponsel dalam keadaan kehabisan baterai.

"Jika ponsel Anda kehabisan baterai, itu selalu dapat diakses oleh Anda. Jadi tentu saja, begitulah cara kami menggunakan teknologi ini hari ini, tahun depan kami akan menggunakannya untuk hal lain," kata Sjoblad.

Microchip berada tepat di bawah kulit, baik di lengan atau di antara ibu jari dan jari telunjuk. Chip ditanamkan dengan suntikan sederhana dari jarum suntik dan dengan satu klik. Prosedur verifikasi dengan microchip ini juga tidak memerlukan aplikasi telepon khusus.

Sebenarnya, microchip yang ditanamkan Epicenter bukanlah inovasi baru karena perusahaan telah menggunakannya selama bertahun-tahun terhadap karyawannya sendiri.

Pada tahun 2015, perusahaan mengumumkan telah menanamkan microchip di lebih dari 100 karyawannya. Dengan microchip yang ditanam tersebut, para karyawan dimungkinkan untuk membuka pintu, mengoperasikan printer, atau membeli smoothie cukup dengan dengan lambaian tangan.

Saat diaktifkan oleh pembaca beberapa inci jauhnya, sejumlah kecil data mengalir di antara kedua perangkat melalui gelombang elektromagnetik. Saat ini, paspor microchip atau microchip yang menyimpan data sertifikat vaksin belum siap untuk dipasarkan.

Patrick Mesterton, salah satu pendiri dan CEO Epicenter, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada tahun 2017; "Manfaat terbesarnya menurut saya adalah kenyamanan. Pada dasarnya, ini menggantikan banyak hal yang Anda miliki, perangkat komunikasi lain, apakah itu kartu kredit atau kunci."***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Pemerintahan, Nasional, Kesehatan, Jawa Barat
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/