Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
15 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
2
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
13 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
3
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
15 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
4
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
13 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
5
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
8 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
6
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
9 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Siswi di Bone Meninggal Usai Divaksin Kedua, Kepala Puskesmas Salahkan Pihak Sekolah

Siswi di Bone Meninggal Usai Divaksin Kedua, Kepala Puskesmas Salahkan Pihak Sekolah
Pelajar kelas 1 MTS Patimpeng, Kabupaten Bone, meninggal usai divaksin Covid-19 kedua. (Foto; Istimewa)
Selasa, 28 Desember 2021 19:09 WIB

BONE - Kepala Puskesmas Patimpeng, Andi Asis mengaku belum mendapatkan kabar soal kematian pelajar kelas 1 MTS Patimpeng, Kabupaten Bone, yang meninggal usai divaksin Covid-19 kedua.

Namun demikian, dia membenarkan bahwa yang melakukan vaksinasi terhadap semua pelajar MTS Patimpeng adalah pihaknya, dan itu dilakukan sekitar dua bulan lalu.

"Pelajar MTS Patimpeng divaksin di puskesmas, tapi saya tidak tahu kalau ada meninggal usai divaksin karena belum ada penyampaian ke saya," kata Andi Asis, Senin (27/12/2021).

Menurutnya, bahwa ada kabar yang sampai ke dia bahwa memang ada orang yang meninggal dunia di Desa Gattareng, tapi meninggal karena "Attikengeng" (Semua badannya hitam).

Ditanya soal yang disesalkan orang tua korban karena tidak ada penyampaian sebelumnya, Andi Asis justru menyalahkan pihak sekolah. Sebab, sebelumnya pihak puskesmas memang sudah menyampaikan ke sekolah bahwa pelajar yang mau divaksin Covid-19 harus ada izin dari para orang tua.

"Setiap kita mau vaksin untuk siswa pasti diberitahukan ke gurunya untuk menyampaikan ke orang tua, kalau tidak ada penyampaian ke orang tua, berarti itu kesalahan guru," dalihnya.

Sebelum melakukan vaksin Covid-19, kata dia, sebelumnya discreening dulu dan semua prosedur telah dilaksanakan. Screening sendiri bertujuan untuk mengetahui tekanan darah, selain itu vaksinator juga bertanya ke yang bersangkutan apakah ada riwayat penyakit sebelumnya atau tidak.

"Kalau itu jantung saya tidak paham karena saya bukan ahlinya, karena di screening memang tidak bisa terdeteksi kalau jantung, screening, untuk tahu tinggi atau rendah tekanan darahnya, jadi masyarakat sendiri yang harus sampaikan kalau ada penyakit bawaannya, jantung misalnya," lanjut Azis.

Tak hanya itu, Asis mengatakan bahwa dia juga tidak bisa disalahkan kalau nyawa seseorang sudah mau mati juga. "Tidak bisa disalahkan hanya satu pihak karena jangan sampai penyebabnya bukan dari situ, kita kan harus buktikan dulu dengan hasil visum baru diketahui pasti penyebab kematiannya," tandasnya.

Andi Asis juga mengatakan bahwa tidak mungkin pemerintah menyarankan warganya untuk vaksin Covid-19, sepanjang vaksin ini bertujuan untuk obat.

"Kalau sampai hari ini belum ada yang saya tahu punya resiko masalah vaksin, vaksin ini kan cuma vitamin, cuma saya tidak tahu vitamin apa silahkan tanya dokter karena saya hanya penanggungjawab disini," tutupnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Pemerintahan, Kesehatan, Sulawesi Selatan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/