Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
21 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
23 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
20 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
20 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
20 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
21 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  Nasional

Jaga Momentum Pemulihan Ekonomi 2022, Menko Airlangga: Teruslah Berinovasi, Optimis, Insyaallah Kita akan Maju

Jaga Momentum Pemulihan Ekonomi 2022, Menko Airlangga: Teruslah Berinovasi, Optimis, Insyaallah Kita akan Maju
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat meninjau lokasi operasi pasar di Bogor, Jawa Barat, kemaren.
Kamis, 30 Desember 2021 12:54 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimis Indonesia mampu mewujudkan pertumbuhan ekonomi di atas 5% pada Triwulan IV-2021 dan 3,7% sampai dengan 4.0% secara tahun penuh 2021, karena ada berbagai indikator utama dalam perekonomian nasional telah menunjukkan perbaikan.

Airlangga Hartarto menjelaskan beberapa hal yang akan mewujudkan prediksi tersebut pada acara Indonesia Business Forum TV One, Selasa (29/12) malam. Melandainya kasus positif Covid-19 mendorong mobilitas masyarakat dan berpotensi meningkatkan sektor-sektor strategis seperti industri manufaktur dan perdagangan.

Selain itu, sektor lain yang mendukung pertumbuhan ekonomi yakni sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial karena semakin efektifnya penanganan Covid-19 dan meluasnya pelaksanaan vaksinasi, kemudian sektor informasi dan komunikasi akibat adaptasi kebiasaan baru yang membutuhkan koneksi internet, serta sektor pertambangan dan penggalian yang disebabkan tingginya permintaan ekspor dan penguatan harga komoditas.

Terkait pencapaian penerimaan perpajakan, tercatat sampai 26 Desember 2021 jumlah neto penerimaan pajak mencapai Rp1.231,87 triliun atau menembus 100,19% dari target yang diamanatkan dalam APBN sebesar Rp1.229,6 triliun. “Jadi dari sisi penerimaan aman dan dari segi Indeks Keyakinan Konsumen juga kami berharap akan naik lagi di Triwulan IV,” tutur Menko Airlangga.

Kinerja investasi di 2021 juga tergolong sangat baik dan menjadi salah satu penopang pertumbuhan. Realisasi investasi pada Triwulan III-21 telah mencapai Rp216,7 triliun atau meningkat sebesar 3,7% (yoy), yang terdiri atas PMA sebesar Rp103,2 triliun (47,6%) dan PMDN sebesar Rp113,5 triliun (52,4%). Sepanjang Triwulan I-III 2021, realisasi investasi telah mencapai Rp659,4 triliun atau 73,3% dari target realisasi investasi tahun ini sebesar Rp900 triliun.

“Ke depannya, kita harapkan Indonesia Investment Authority bisa bergerak karena Pemerintah sudah memberikan modal Rp30 triliun, sehingga tinggal realisasi proyek-proyek mana yang akan dibiayai. Kita juga mendorong berbagai Proyek Strategis Nasional yang hingga 2024 nilainya bisa mendekati Rp5.000 triliun,” tutur Menko Airlangga.

Membaiknya kondisi perekonomian tentu saja tak lepas dari sokongan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang telah digulirkan sejak 2020. “Klaster Insentif Usaha dan Perlinsos menjadi klaster yang mencatatkan realisasi tertinggi. Misalnya PPh Pasal 25 dan pajak UMKM yang ditanggung Pemerintah, PPNBM, dan PPn yang ditanggung Pemerintah untuk properti. Ini semua mendorong perekonomian bergerak, dan menunjukkan komitmen serta keseriusan Pemerintah mendukung masyarakat menghadapi pandemi,” jelas Menko Airlangga.

Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 ditargetkan dapat mencapai 5,2%. Target ini sejalan dengan proyeksi dari sejumlah lembaga internasional seperti IMF (5,9%), OECD (5,2%), dan World Bank (5,2%). “Proyeksi itu akan bisa dicapai dengan catatan kondisi kesehatan stabil, dan nilai ekspor naiknya besar karena harga komoditas juga sedang tinggi. Tapi momentum ini harus dilihat dalam 6 bulan pertama dulu untuk bisa memutuskan kebijakan selanjutnya,” kata Menko Airlangga.

Pertumbuhan ekonomi di tahun depan tetap akan bergantung pada keberhasilan pengendalian pandemi yang didukung kedisiplinan masyarakat melaksanakan protokol kesehatan, menjalankan vaksinasi, dan membatasi kerumunan, kemudian respon kebijakan ekonomi yang tepat dari sisi fiskal dan moneter serta penciptaan lapangan kerja dan kesiapan bertransformasi.

“Kalau dari APBN capaiannya maksimal, kemudian dari segi investasi sudah memenuhi target, juga dari konsumen dan sektor industri yang pulih, maka inilah empat engine yang membuat ekonomi kita bergerak. Kemudian, engine yang juga penting adalah digitalisasi, yang di 2020 valuasinya mencapai US$40 miliar, di 2021 loncat ke US$70 miliar, dan di 2025 akan naik lagi ke US$130 miliar. Transformasi digital harus didorong karena ini dijalankan oleh anak-anak muda kita yang menjadi backbone perekonomian ke depan,” ujar Menko Airlangga.

Di sisi lain, sejumlah risiko tetap harus diwaspadai agar tidak menganggu momentum pemulihan ekonomi ke depan. Risiko tersebut diantaranya kenaikan harga energi dan inflasi, disrupsi, krisis Evergrande di Tiongkok, dan normalisasi kebijakan moneter negara maju.

“Tahun 2021 adalah tahun yang berat, tetapi solusinya adalah inovasi dan optimisme. Jadi, bekal untuk 2022 adalah teruslah berinovasi, optimis, insyaallah jadi kita akan maju. Jangan lupa prokes menjadi kunci, juga lakukan booster vaksin,” tutup Menko Airlangga. ***

Editor:Hermanto Ansam
Kategori:Ekonomi, Nasional, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/