Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
Olahraga
23 jam yang lalu
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
2
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
Olahraga
22 jam yang lalu
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
3
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
Olahraga
19 jam yang lalu
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
4
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
19 jam yang lalu
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
5
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
Olahraga
22 jam yang lalu
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
6
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Olahraga
21 jam yang lalu
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Home  /  Berita  /  Umum

Direktur Eksekutif GI: Indonesia Butuh Pemimpin Perempuan dan Perubahan

Direktur Eksekutif GI: Indonesia Butuh Pemimpin Perempuan dan Perubahan
Direktur Eksekutif GI, Miqdad Husein. (Istimewa)
Selasa, 12 Juli 2022 15:44 WIB
Penulis: Azhari Nasution
JAKARTA - Masyarakat Indonesia saat ini merindukan kepemimpinan perempuan yang bisa membawa angin perubahan, sekaligus menyejukkan dan membawa kedamaian. Salah satu figur atau tokoh yang memenuhi dua kriteria  tersebut ada pada diri Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Puan Maharani.

Hal tersebut dikemukakan Direktur Eksekutif Gerbang Informasi (GI), Miqdad Husein kepada media di Jakarta. Mantan politisi PBR ini dihubungi media dan diminta komentarnya terkait calon-calon presiden mendatang yang membawa kebaikan Indonesia di masa depan.

Sosok yang kini aktif mengajar berbagai pelatihan itu berpendapat, sejak Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tampil sebagai Presiden RI pada 2001-2004 atau lebih dari 20 tahun, kursi presiden selalu dikuasai oleh kaum maskulin. Hasilnya, sekalipun terdapat kemajuan di berbagai bidang pembangunan namun acapkali menimbulkan turbulensi, konflik politik dan distabilitas politik.

Nah, tantangan jelang dan pada Pemilu Serentak 2024, makin kompleks dan berat. Sementara dari sisi potensi konflik sebagai dampak dari rivalitas di Pemilu Serentak 2024, juga tak kalah besarnya. Dampaknya bakal terjadi kerawanan dalam pemerintahan dan kemasyarakatan mendatang.

Keterbelahan di tengah masyarakat dampak dari Pilkada Jakarta dan Pilpres 2019 disebutnya juga masih terasa. Sehingga dapat pula mempengaruhi peningkatan ketegangan event Pilpres 2024.

Untuk menghadapi tantangan Indonesia mendatang yang makin kompleks dan berat diperlukan kepemimpinan perempuan. Yang dapat membawa kemajuan namun bersamaan membawa kesejukan dan kedamaian.

Figur tersebut, menurut sosok yang juga aktivis dakwah itu ada pada sosok Puan Maharani. Tokoh perempuan yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman luas di bidang parlemen maupun pemerintahan itu diyakini mampu mencairkan ketegangan dan keterbelahan di tengah masyarakat.

"Puan selama ini mampu menjalin komunikasi dengan kalangan Islam baik dari NU, Muhammadiyah dan Ormas Islam lainnya. Ia mewarisi DNA ayahnya Taufik Kiemas, yang dikenal jago loby sehingga mampu menjalin silaturahmi lintas simpul-simpul kekuatan politik, " katanya mengakhiri. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/