Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kesit Budi Handoyo Siapkan Pakta Integritas untuk Kepengurusan PWI Jaya 2024-2029
Umum
23 jam yang lalu
Kesit Budi Handoyo Siapkan Pakta Integritas untuk Kepengurusan PWI Jaya 2024-2029
2
Dewi Sandra Soroti Pentingnya Produk Halal di Brave Beauty Summit Qatar
Umum
23 jam yang lalu
Dewi Sandra Soroti Pentingnya Produk Halal di Brave Beauty Summit Qatar
3
Catherine Wilson Fokus pada Kesehatan dan Karier di Tengah Proses Perceraian
Umum
23 jam yang lalu
Catherine Wilson Fokus pada Kesehatan dan Karier di Tengah Proses Perceraian
4
Kembali Hadir Selepas Pandemi Covid-19, Titan Run 2024 Siap Manjakan Para Runner
Olahraga
21 jam yang lalu
Kembali Hadir Selepas Pandemi Covid-19, Titan Run 2024 Siap Manjakan Para Runner
5
Korea Utara Jumpa Jepang di Final Piala Asia Wanita U-17
Olahraga
4 jam yang lalu
Korea Utara Jumpa Jepang di Final Piala Asia Wanita U-17
6
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
DKI Jakarta
4 jam yang lalu
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
Home  /  Berita  /  Politik

Nasdem Tak Mau Ada Kawin Paksa Anies-AHY

Nasdem Tak Mau Ada Kawin Paksa Anies-AHY
Anies Baswedan saat bertemu AHY. (Foto: Istimewa)
Rabu, 27 Juli 2022 14:06 WIB
JAKARTA - Wacana duet pasangan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pilpres 2024 harus melalui proses pembangunan chemistry.

Lebih jauh lagi, duet tersebut juga harus mendapatkan persetujuan dari partai koalisi yang mengusungnya. "Tentu proses membangun chemistry antara satu dan yang lain penting, bukan kawin paksa," kata Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya kepada wartawan, Rabu (27/7/2022).

Selain itu, banyak hal lain yang patut dipertimbangkan dengan matang. Bagi Nasdem, hasil survei yang kerap menempatkan keduanya di papan atas bukan satu-satunya preferensi dalam menentukan pasangan capres-cawapres yang diusung di Pilpres 2024.

"Kualitatif approach itu penting. Ada aspek-aspek sosiologis, historis, kultural yang juga perlu dipertimbangkan. Itu yang kemudian yang menjadi view lebih komprehensif," urainya.

Willy menambahkan, penentuan pasangan capres-cawapres yang diusung pada saat Pilpres 2024 juga harus berdasarkan kesepakatan partai koalisi. Menurutnya, proses tersebut masih jauh karena saat ini partai-partai masih melakukan penjajakan dan kesepahaman.

"Yang menjadi keputusan itu bukan hanya Nasdem kemudian menjadi keputusan bersama. Apalagi belum ada keputusan apa pun, ini rembuknya masih jauh, proses untuk membangun kesepahaman saja baru step by step, masih lihat sana-sini," katanya.

Di sisi lain, Nasdem juga belum bisa memastikan waktu pengumuman satu capres yang akan resmi diusung karena akan ditentukan oleh Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh. "Belum (sampai akhir tahun ini). Kita lihat saja, kan Pak Surya yang tentukan hari baik, bulan baiknya," demikian Willy.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Umum, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/