Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
Olahraga
15 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
2
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
Olahraga
14 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
3
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
Olahraga
10 jam yang lalu
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
4
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
Olahraga
9 jam yang lalu
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
5
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
Olahraga
9 jam yang lalu
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
6
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Olahraga
9 jam yang lalu
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Home  /  Berita  /  Pemerintahan

Pemerintah Genjot Produktivitas Pangan dengan Rekayasa Genetika

Pemerintah Genjot Produktivitas Pangan dengan Rekayasa Genetika
Ilustrasi pangan hasil rekayasa genetika. (foto: ist.)
Selasa, 13 September 2022 20:22 WIB

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kepada wartawan di Jakarta, Selasa (13/9/2022), pemerintah mendorong penggunaan rekayasa genetik (Genetically Modified Organism/GMO) untuk menggenjot produktivitas pertanian.

"GMO bisa untuk semua produk pertanian, bukan cuma jagung tetapi beras dan termasuk kedelai. Ini yang kami kemarin dalam Ratas sudah meminta, karena ini hanya butuh peraturan dari Menteri Pertanian, sehingga kita akan terus dorong sehingga produktivitas terus meningkat," kata Airlangga kepada GoNEWS.co.

Baca Juga: Jaga Pangan, Pemerintah Diminta Perkuat Sinergi Antar Daerah 

Baca Juga: Langkah Pemerintah Kuatkan Stok Pangan Dinilai Bisa Tekan Inflasi 

Pada kesempatan lain Airlangga menjelaskan, jika dengan bibit biasa, panen jagung hanya bisa 5-6 ton, namun dengan GMO mencapai 12-13 ton. Lagipula produk pangan seperti kedelai yang diimpor umumnya menggunakan produk GMO.

"Ketahanan pangan bukan saja menjadi prioritas namun target untuk kesejahteraan dan pemerataan," kata Ketua Umum Partai Golkar ini.

Baca Juga: Antisipasi Krisis Pangan, Alien Dorong Peningkatan Anggaran 3 Kementerian Ini 

Baca Juga: Swasembada Beras Indonesia Diapresiasi Institut Internasional, Petani Dorong Adopsi untuk Komoditas Pangan Lain 

Untuk itu pemerintah juga mendorong diversifikasi pangan lokal untuk menurunkan ketergantungan dari impor gandum. "Hampir 25% kebutuhan masyarakat sudah meningkat untuk noodle dan roti, yang perlu kita lakukan diversifikasi, salah satunya mencoba menanam untuk sorgum, kedua mendorong penanaman tapioka untuk makanan dan ketiga pemanfaatan kembali tepung sagu untuk kue-kue. Tentu kita berikan insentif untuk hal-hal tersebut," jelas Airlangga.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Pemerintahan, Nasional, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/