Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dua Klub Pastikan Lolos Ke Babak Final Championship Series BRI Liga 1 2023/24
Olahraga
6 jam yang lalu
Dua Klub Pastikan Lolos Ke Babak Final Championship Series BRI Liga 1 2023/24
2
Tak Ada Insiden Saat Madura United FC Kembali Ke Hotel
Olahraga
6 jam yang lalu
Tak Ada Insiden Saat Madura United FC Kembali Ke Hotel
3
Borneo FC Kecewa Gagal Ke Final, Akui Permainan Tak Sesuai Harapan
Olahraga
6 jam yang lalu
Borneo FC Kecewa Gagal Ke Final, Akui Permainan Tak Sesuai Harapan
4
Jakpro Helat TIM Art Festival Mulai 30 Mei 2024
Umum
5 jam yang lalu
Jakpro Helat TIM Art Festival Mulai 30 Mei 2024
5
Arema FC Evaluasi Pemain Asing Dan Pulangkan Pemain Muda
Olahraga
5 jam yang lalu
Arema FC Evaluasi Pemain Asing Dan Pulangkan Pemain Muda
6
Pelatih Madura United Senang Strateginya Berjalan Baik
Olahraga
6 jam yang lalu
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Ferdy Sambo Gugat Hasil Sidang Etik ke PTUN, Pengamat Waspadai Hakim Masuk Angin

Ferdy Sambo Gugat Hasil Sidang Etik ke PTUN, Pengamat Waspadai Hakim Masuk Angin
Mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo beserta istri Putri Candrawathi saat mengikuti rekonstruksi terkait kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J atau Yosua Hutabarat di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta.
Jum'at, 23 September 2022 15:41 WIB

JAKARTA - Langkah Ferdy Sambo menggugat hasil sidang etik ke Pengadilan Tata Usaha Negara dinilai tak akan membuahkan hasil oleh pengamat kepolisian, Bambang Rukminto. Meskipun demikian, dia meminta agar proses tersebut dipantau ketat.

Bambang Rukminto menyatakan bahwa keputusan Komisi Kode Etik Polri (KKEP) yang menjatuhkan vonis Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) kepada Sambo sebenarnya sudah final. Meskipun demikian, dia meminta agar proses di PTUN dikawal ketat karena berpotensi mengubah keputusan itu.

"Dengan proses sidang komite kode etik profesi sampai banding yang menyatakan harus dipecat, sebenarnya tidak ada celah untuk PTUN mengabulkan gugatan FS. Kecuali hakim PTUNnya “masuk angin”," kata Bambang, Jumat 23 September 2022.

Meskipun demikian, peneliti dari Institute for Security and Strategic Studies (ISeSS) ini menyatakan bahwa putusan PTUN tak akan berpengaruh pada proses pidana yang dijalani Sambo. Hal itu karena PTUN hanya berwenang mengadili soal administrasi tata usaha lembaga negara, tidak terkait dengan proses pidana di pengadilan umum.

Dia pun mendesak agar Polri dan Kejaksaan Agung segera menyelesaikan berkas perkara Sambo. Pasalnya, masa penahanan Ferdy Sambo saat ini akan segera habis. "Problemnya adalah BAP FS masih belum lengkap atau masih dikembalikan jaksa pada kepolisian. Apa kekurangan dari BAP itu juga perlu dikawal," kata dia.

Polisi terakhir menyatakan memperpanjang masa penahanan Sambo pada 30 Agustus 2022. Mereka menyatakan penahanan Sambo diperpanjang selama 20 hari. Dia juga mewanti-wanti agar jaksa dan hakim yang menangani kasus ini untuk bersikap profesional. Jika jaksa dan hakim tidak profesional, menurut Bambang, maka Sambo akan terlepas dari jerat hukum maksimal. "Jangan sampai jaksa bahkan hakim di pengadilan masuk angin. Sehingga FS dituntut tidak maksimal dan hakim memvonis dengan hukuman minimal," kata dia.

Bambang juga mewanti-wanti Polisi agar tidak terjebak dalam skenario yang disiapkan Sambo lagi. Ia juga menjelaskan bahwa upaya untuk membebaskan Sambo dari awal sudah terlihat. "Persoalan FS menggunakan strategi mengulur waktu itu adalah hal biasa, yang menjadi masalah adalah bila penyidik kepolisian terseret pada skenario itu. Upaya untuk membuat skenario bebas itu sudah sejak awal," kata dia.

"Makanya kalau polisi tidak profesional dan kembali terseret dengan skenario FS lagi resikonya publik tidak akan percaya lagi pada polisi. Bukan cuma menurunnya kepercayaan, tapi menghilangkan kepercayaan," tambahnya.

Sebelumnya, KKEP menolak banding Ferdy Sambo. Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan pelanggar sudah tidak bisa lagi mengajukan upaya hukum apapun setelah putusan banding ini alias sudah final.

"Keputusan sidang banding bersifat final dan mengikat. Sudah tidak ada upaya hukum kepada yang bersangkutan,” kata Dedi Prasetyo setelah putusan sidang banding di gedung TNCC, Mabes Polri, 19 September 2022.

Akan tetapi kuasa hukum Sambo, Arman Hanis, mengatakan bahwa mereka akan mengajukan gugatan ke PTUN. Meskipun demikian, Arman tak menjelaskan kesalahan apa yang terjadi pada sidang etik itu sehingga memreka akan mengajukan gugatan. "Langkah hukum yang diatur dalam perundang-undangan adalah mengajukan pembatalan ke PTUN," kata Arman dikutip dari Koran Tempo, Selasa 20 September 2022.

Ferdy Sambo merupakan tersangka utama pembunuhan berencana terhadap Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat. Dia menjadi tersangka bersama dengan Bharada E alias Richard Eliezer Pudihang Lumiu, Bripka Ricky Rizal, Kuat Ma'ruf dan Putri Candrawathi.

Selain itu, polisi juga menetapkan Ferdy Sambo sebagai tersangka dalam upaya menghalang-halangi penegakan hukum. Dalam kasus ini, Sambo dijerat bersama enam anggota polisi lainnya, yaitu: Brigjen Hendra Kurniawan, Kombes Agus Nurpatria, AKBP Arif Rahman Arifin, Kompol Baiquni Wibowo, Kompol Chuck Putranto, AKP Irfan Widyanto.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Hukum, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/