Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
15 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
2
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
13 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
11 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
11 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
11 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
12 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Erick Thohir: Tidak Ada Sepak Bola Seharga Nyawa

Erick Thohir: Tidak Ada Sepak Bola Seharga Nyawa
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir. (Foto: RRI)
Minggu, 02 Oktober 2022 10:38 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menyampaikan rasa duka atas insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

"Prihatin dan berduka yang dalam atas tragedi di Stadion Kanjuruhan," kata Erick seperti dikutip dari cuitan di akun Twitternya @erickthohir, Minggu (2/10/2022).

Ia menilai seharusnya sepak bola menjadi ajang olahraga yang bisa menyatukan antar sesama anak bangsa. Pertandingan tersebut tidak hanya sekedar dituntut sportifitas masing-masing pemain, akan tetapi para penonton apalagi fans base pun dituntut hal yang sama.

"Sepak bola seharusnya jadi pemersatu, di dalamnya ada nilai sportivitas dan kemanusiaan," ujarnya.

Mantan pemilik klub sepak bola Inter Milan tersebut berharap agar aksi kekerasan dan saling serang di dalam pertandingan sepak bola tidak terjadi lagi. Insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan itu pun harus menjadi pembelajaran yang sangat berharga oleh semua pihak. "Hentikan kekerasan. Tidak ada sepak bola seharga nyawa. Ayo jaga sepak bola Indonesia," pungkasnya.

Sekedar diketahui, pertandingan antara Persebaya vs Arema FC berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pertandingan laga BRI Liga 1 yang diselenggarakan pada hari Sabtu (1/10/2022) malam tersebut dimenangkan Persebaya atas Arema dengan skor 3:2.

Karena tim kesebelasan kesayangannya kalau di kandang sendiri, suporter Aremania pun rusuh dan turun ke lapangan. Sontak kerusuhan tak terelakkan. Ditambah lagi dengan polisi yang memilih menembakkan gas air mata ke arah tribun yang membuat para penonton bola panik dan berlarian. Akibatnya, banyak penonton terinjak-injak, terhimpir dan ada yang sesak nafas.

Kerusuhan terjadi pasca kekalahan Arema FC dari Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 di pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 pada Sabtu 1 Oktober 2022. Suporter Arema mengamuk hingga tumpah ruah ke dalam stadion.

Terjadi aksi gesekkan antara pihak kepolisian dengan Aremania. Kemudian terjadi beberapa kali tembakan gas air mata untuk melerai massa. Karena gas air mata itu, hampir semua suporter panik dan berdesakkan keluar stadion. Alhasil hingga pagi ini terkonfirmasi sebanyak 153 orang meninggal dunia.

"Dengan adanya kejadian tersebut, Indonesia Police Watch (IPW) mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mencabut ijin penyelenggaraan sementara seluruh kompetisi liga yang dilakukan PSSI sebagai bahan evaluasi harkamtibmas," ucap Sugeng Teguh dalam rilis yang diterima GoNews.co, Minggu (2/10/2022).

"Disamping, menganalisa sistem pengamanan yang dilaksanakan oleh aparat kepolisian dalam mengendalikan kericuhan di sepak bola," lanjutnya.

Bukan hanya itu, IPW juga menuntut agar Kapolri mencopot Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat karena dianggap lalai mengendalikan pengamanan di laga itu. Tak terkecuali panitia pelaksana.

"Kemudian, memerintahkan Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta untuk mempidanakan panitia penyelenggara pertandingan antara Arema FC vs Persebaya pada Sabtu (1 Oktober 2022)," lanjutnya.

Kemudian, IPW meminta Presiden Joko Widodo memberi perhatian khusus dari kejadian luar biasa ini. IPW juga menyoroti kepemimpinanan Mochammad Iriawan selaku Ketua Umum PSSI.

"Presiden Jokowi harus memberikan perhatian terhadap dunia sepakbola di Indonesia yang selalu ricuh dan menelan korban jiwa. Kemudian, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan (Iwan Bule) seharusnya malu dan mengundurkan diri dengan adanya peristiwa terburuk di sepak bola nasional," tutup Sugeng.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/