Produksi Emas Diperkirakan Menurun setelah 2024
"Kita mungkin telah mencapai apa yang disebut oleh beberapa ahli sebagai 'puncak emas', dan sebagian besar emas di dunia mungkin telah ditambang," kutipan artikel Style Mania yang dibaca GoNEWS.co di Jakarta.
Baca Juga: Sasar Indonesia Emas, Pemda Diminta Dukung UMKM Tembus Pasar Global
Baca Juga: 1.136 dari 7.071 Kg Emas Antam jadi Perkara Hukum
Pada tahun 2019, produksi tambang adalah 3.531 ton, 1% lebih sedikit daripada tahun 2018. Produksi emas diperkirakan akan sedikit meningkat tahun ini, dengan sekitar 3.588 ton yang ditambang.
Ini tidak berarti bahwa kita akan mulai melihat perubahan apa pun dalam produksi dengan segera, tetapi selama beberapa dekade (dan seperti yang dijelaskan oleh teori-teori ekonomi, nilainya akan meningkat lebih lanjut).
Baca Juga: Mengenang Rupiah Pecahan 500.000 Berbahan Emas
Baca Juga: Legislator PKB: Kebijakan Kemasan Pangan Harus Komprehensif Menjamin Kesehatan Rakyat
Di dekat inti planet kita terdapat cukup banyak logam kuning untuk melapisi permukaan dengan 33 sentimeter; ada juga banyak material pada 16 Psyche, asteroid logam terbesar yang diketahui bernilai 700 kuintiliun dolar.
Pada akhirnya, tidak ada kekurangan emas, tetapi kurangnya metode untuk mengekstraknya. Survei Geologi AS melaporkan bahwa jumlah emas yang dapat diekstraksi dalam cadangan bumi adalah sekitar 57.000 ton.***
Editor | : | Muhammad Dzulfiqar |
Kategori | : | Umum, Ekonomi, DKI Jakarta |