Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
Olahraga
24 jam yang lalu
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
2
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
Umum
21 jam yang lalu
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
3
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
Umum
19 jam yang lalu
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
4
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Olahraga
24 jam yang lalu
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
5
Flavio Silva Ingin Cari Tantangan Baru
Olahraga
23 jam yang lalu
Flavio Silva Ingin Cari Tantangan Baru
6
Kandang Persib Siap Membiru Di Semi Final, Energi Bagi Dedi Kusnandar Dkk
Olahraga
23 jam yang lalu
Kandang Persib Siap Membiru Di Semi Final, Energi Bagi Dedi Kusnandar Dkk
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Jadi Korban 'Durian Celeng', Anggota DPR RI Minta Pemda Batang Edukasi Pedagang

Jadi Korban Durian Celeng, Anggota DPR RI Minta Pemda Batang Edukasi Pedagang
Anggota Komisi VIII DPR RI, dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) MF Nurhuda Y. (Foto: Istimewa)
Kamis, 23 Februari 2023 12:50 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
BATANG - Anggota Komisi VIII DPR RI, dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) MF Nurhuda Y, meminta pihak pemerintah daerah Kabupaten Batang, bertindak tegas terhadap maraknya 'Durian Celeng' di wilayah Kandeman.

Pasalnya kata Huda, selain merugikan pedagang yang jujur, aksi tidak terpuji tersebut juga merugikan pemerintah daerah yang saat ini sedang berupaya membangun citra positif khususnya di sektor industri dan pariwisata.

"Munculnya fenomena ini tentu sangat merugikan banyak pihak, pedagang yang jujur, masyarakat yang membeli juga citra Kabupaten Batang sendiri," ujar Nurhuda, kepada GoNews.co, Kamis (23/2/2023).

Bahkan kata Huda, dirinya juga pernah menjadi korban Durian Celeng tersebut. “Saya mengalaminya sendiri. Saya pernah juga tuh menjadi korban," ceritanya.

"Sebaiknya, ini saran dari seorang teman waktu itu, kalau beli Durian di wilayah Kandeman, makan di tempat saja, dengan perjanjian sama pedagangnya. Kalau enggak sesuai teman saya sarankan gak perlu dibayar atau diganti yang lebih pas. Tapi kejadiannya sudah lama, dan sudah saya maafkan. Semoga tetap berkah," doanya.

Namun yang jelas kata Huda, harus ada edukasi dari pemerintah kepada masyarakat, baik bagi pedagang maupun pembeli.

"Saya kira, jika disosialisikan dengan baik dari pemerintah maupun publik. Maka tidak akan ada kejadian seperti ini," paparnya.

Dengan diberikannya edukasi, Ia berharap para pedagang nakal tidak akan melakukan tindakan curang. "Semua dinas terkait harus bergerak, jangan sampai menganggap masalah ini sepele," pungkasnya.

Sebelumnya, 'Durian Celeng' sering menjadi bahan perbincangan masyarakat baik di tongkrongan, warkop maupun di media sosial. Mulai dari segi harga sampai dengan rasa dan kualitasnya. Maraknya Durian Celeng tersebut juga dianggap mencoreng nama baik Kabupaten Batang sendiri.

Hal tersebut diungkapkan Kasatpol PP Kabupaten Batang, M Fatoni saat ditemui di sela-sela acara Festival Buah Nusantara di Pendopo Batang, Kabupaten Batang, Rabu (22/2/2023).

"Tentunya ini akan membuat citra jelek bagi Kabupaten Batang. Saya juga agak drop ya mendengar isu ini. Inikan juga bisa merugikan buat pedagang lain, pedagang yang bener-bener cari makan dengan jujur," ujarnya.

"Dan pastinya kasus ini membuat kita sedih dan malu," ungkap Fathoni.

Karena, kata Dia, tak sedikit masyarakat, khususnya para pengguna jalan yang merasa ditipu dan dirugikan. "Jadi kadang kadang, barang (durian,red) yang dijual itu tidak sesuai dengan yang diharapkan pembeli, misalnya masih mentah, harusnya manis ternyata tidak manis, dan lain sebagainya. Tentunya ini akan membuat citra jelek bagi Kabupaten Batang. Saya juga agak drop ya mendengar isu ini," tandasnya.

Satpol PP, kata Fathoni, siap membantu pihak-pihak terkait, dalam hal ini Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop UKM) dan Dinas Perhubungan (Dishub) untuk menertibkan para oknum pedagang ‘Durian Celeng’ tersebut.

"Karena selain mencoreng nama baik daerah, praktik tersebut sangat merugikan warga. Bahkan teman saya sendiri pernah menjadi korbannya. Dia cerita pernah beli durian di Exit Tol Kandeman itu, dan dibawanya ke Wonogiri, setelah dibuka, satupun tidak ada yang bisa dimakan," bebernya.

Jika para pedagang tersebut akan dibina dan diberikan edukasi, pihaknya sebagai satuan pengamamanan siap jika dibutuhkan. "Artinya ini ada kewenangan dari beberapa unsur kedinasan, yang harus bersatu dan sepakat untuk memberikan edukasi, supaya hal demikian tidak terjadi lagi,” urainya.

Untuk diketahui, istilah 'Durian Celeng', muncul saat para sopir dan masyarakat membeli durian di kawasan Exit Tol Kandeman Batang. Durian yang dijual para pedagang, biasanya sudah diikat dengan jumlah tertentu yang dibanderol dengan harga Rp50 ribu-Rp100 ribu. Namun sayangnya, durian-durian tersebut kebanyakan tidak bisa dikonsumsi, mulai dari buah yang busuk, tidak manis, hingga buah yang tidak berisi.

Celeng sendiri dalam bahasa Jawa artinya adalah babi hutan atau babi liar. Kata Celeng adalah bentuk umpatan warga yang merasakan kekecewaan luarbiasa. "Celeng itukan babi ya mas, jadi kalau kita emosi yang berlebihan, biasanya akan mengumpat dengan istilah celeng," ujar salahsatu sesepuh di Batang.

"Jadi ketika ada orang bilang 'Durian Celeng', artinya dia kecewa membeli buah durian itu," jelasnya lagi.

Dari pantauan GoNews.co, ada banyak para pedagang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan setengah baya berdiri di traffic lights yang ada di tengah pertigaan Jalan Pantura, dan interchange Kandeman Jalan Tol Trans Jawa.

Terkadang mereka saling berebut untuk menjajakan durian yang dibawa saat ada mobil atau pengendara roda dua berhenti. Satu pedagang, biasanya akan membawa 1 hingga dua tenteng paket durian berbagai ukuran. "Malu kita mas, semoga pemerintah sigap dan jangan sepele dengan masalah ini, karena nama baik daerah benar-benar tercoreng lho," pungkas sesepuh tersebut.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/