Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kalah dari Uzbekistan, Timnas U 23 Indonesia Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
24 jam yang lalu
Kalah dari Uzbekistan, Timnas U 23 Indonesia Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
2
Momen 26 Tahun BUMN, PLN Terus Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Jakarta
Pemerintahan
9 jam yang lalu
Momen 26 Tahun BUMN, PLN Terus Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Jakarta
3
Ramai-ramai Kecam Wasit, Baim Wong hingga Raffi Ahmad Suarakan #AFCCurangLagi
Olahraga
7 jam yang lalu
Ramai-ramai Kecam Wasit, Baim Wong hingga Raffi Ahmad Suarakan #AFCCurangLagi
4
Pejabat DKI Ini Bakal Mundur Sebagai ASN untuk Jadi Bupati Purwakarta
Pemerintahan
7 jam yang lalu
Pejabat DKI Ini Bakal Mundur Sebagai ASN untuk Jadi Bupati Purwakarta
5
Progres Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B di Pekan ke-31 Capai 10,43 Persen
Pemerintahan
6 jam yang lalu
Progres Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B di Pekan ke-31 Capai 10,43 Persen
6
Persiapkan Indonesia Hadapi Irak, Shin Tae-yong Optimistis Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
7 jam yang lalu
Persiapkan Indonesia Hadapi Irak, Shin Tae-yong Optimistis Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Home  /  Berita  /  Hukum

Soal Pencabulan di Batang, Ganjar Ngaku Terima Tekanan

Soal Pencabulan di Batang, Ganjar Ngaku Terima Tekanan
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (keempat kanan) dalam Musrenbang RKPD Pemprov Jateng 2024 di Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 13 April 2023. (foto: gonewsco/dzulfiqar)
Sabtu, 15 April 2023 01:35 WIB
JAWA TENGAH - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku mendapat tekanan karena mempublikasi langkah pihaknya menangani kasus asusila di salah satu pesantren di Kabupaten Batang. Hal tersebut Ia sampaikan dalam Musrenbang RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) Provinsi Jawa Timur di Semarang, Jawa Tengah (Jateng), kemarin malam.

Penuturan Ganjar dimulai dari atensi pemerintah Provinsi Jateng terhadap korban kekerasan terhadap anak dan perempuan. "Kalau masuk ke saya pasti langsung saya cek ke dinas saya. Dan pasti kami gerakannya langsung berjalan dan kami tidak pernah publish karena biasanya soal asusila. Kecuali crime yang terjadi seperti di Batang. Itu kami publish," tuturnya sebagaimana dikutip GoNEWS.co, Jumat (14/4/2023) malam.

"Dan ketika kami mem-publish apakah saya tidak dapat tekanan? Ada. Karena mereka yang seprofesi itu mengatakan, 'Pak udah dong Pak! Jangan digitukan (di-publish) dong! Itu menyakiti.'" tutur Ganjar menirukan tekanan yang Ia maksud.

Terkait hal ini, sambung Ganjar, dirinya sudah meminta dukungan Majelis Ulama dan Kemenag (Kementerian Agama) untuk melakukan evaluasi terhadap pondok pesantren yang viral karena kasus dugaan pencabulan santriwati di Batang itu.

"Masih layak atau tidak. Kalau nggak layak, kita tutup. Kalau kita tidak tegas seperti itu, ngeri," tandas Ganjar.

Lebih jauh, kata Ganjar, pihaknya juga sudah menerima masukan dari pemerhati dan psikolog anak, Seto Mulyadi.

"Kak Seto telepon saya (dan mengatakan, red), 'Pak Gub mesti dievaluasi itu. Apakah itu masuk kabupaten atau kota layak anak? Kalau perlu dicabut.' Oke juga menurut saya," kata Ganjar.

Seperti diberitakan, sebanyak 15 orang santriwati salah satu pondok pesantren di Batang diduga menjadi korban pencabulan. Polisi telah telah menetapkan WM (58) yang tak lain adalah guru ngaji para korban sebagai tersangka. Dalam jumpa pers pada 11 April 2023, Kapolda Irjen Pol Ahmad Luthfi mengungkapkan, perbuatan WM telah berlangsung sejak tahun 2019 hingga awal 2023. "Modus operandinya santriwati dibangunkan pagi-pagi diajak ke kantin atau TKP lain kemudian pelaku melakukan tindakan asusila."***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Hukum, Jawa Tengah
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/