Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
19 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
2
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
17 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
3
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
18 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
4
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
19 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
17 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
6
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
3 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital

Bitcoin Merosot, Investor Harus Siap Kehilangan Uang

Bitcoin Merosot, Investor Harus Siap Kehilangan Uang
Rabu, 17 Januari 2018 20:04 WIB
JAKARTA - Aksi jual memukul performa cryptocurrency pada Selasa (16/1/2018), dengan harga bitcoin merosot sebesar 25%, seiring dengan meluasnya wacana  tindakan tegas yang diambil sejumlah pihak regulator. Meski mengalami penurunan sebesar 25% ke US$10.338 pada pukul 16.37 sore waktu New York, harga bitcoin masih berada di kisaran level terendah sejak awal Desember 2017, menurut harga komposit di Bloomberg.

Saat bitcoin menghentikan relinya, mata uang digital papan atas lainnya juga ikut jatuh, dengan ripple yang merosot sebanyak 40% dan ethereum turun 26%.

Dilansir Bloomberg, spekulan di seluruh dunia saat ini berupaya mencari tahu kapan atau bagaimana pihak regulator dapat mengendalikan industri yang telah terdesentralisasi dan memperoleh sebagian besar nilainya dari kepemilikan anonim tersebut.

Di Korea Selatan, Menteri Keuangan Kim Dong-yeon menyatakan bahwa penutupan bursa pertukaran cryptocurrency masih menjadi pilihan. Namun, ia menegaskan bahwa tindakan itu harus terlebih dahulu melalui diskusi yang serius di antara kementerian.

''Menteri keuangan mempertegas bahwa mereka pasti mempertimbangkan untuk melarang perdagangan cryptocurrency, dan [Korsel] mungkin merupakan pasar terbesar ketiga,'' kata Neil Wilson, senior market analyst di London untuk platform perdagangan online ETX Capital.

''Berita tersebut memukul harga dan sentimen yang lebih luas, menyusul langkah China untuk menutup tambang [mining untuk cryptocurrency],'' tambahnya, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (17/1/2018).

China, yang pertama kali mulai menargetkan industri tersebut tahun lalu, dikabarkan meningkatkan tekanannya terhadap perdagangan cryptocurrency, terutama platform online dan aplikasi mobile yang menawarkan layanan seperti bursa pertukaran.

''Kami telah mendengar kabar bahwa Korea Selatan, China, dan Jepang telah mempertimbangkan langkah untuk membuat peraturan,'' kata Wilson, seraya menyebutkan tantangan lain yang datang dari Senat A.S.

''Sepertinya sentuhan yang memungkinkan booming cryptocurrency akan meledak mungkin akan segera berakhir.''

Menurut Mati Greenspan, senior market analyst untuk platform mata uang eToro, aktivitas perdagangan yang lebih kecil dari biasanya di Korea Selatan dan Jepang mungkin telah berdampak pada pergerakan cryptocurrency di Asia pada hari Selasa.

Perdagangan Bitcoin dalam won Korea mencapai sekitar 3,3% dibandingkan dengan lebih dari 10% yang dicapai pada beberapa hari selama dua pekan terakhir, menurut data cryptocompare.com.

''Investor harus siap untuk kehilangan semua uang mereka pada bitcoin,'' menurut Steven Maijoor, chairman European Securities and Markets Authority (ESMA), dalam sebuah wawancara di TV Bloomberg di Hong Kong.

''[Bitcoin] memiliki nilai yang sangat fluktuatif, yang merongrong penggunaannya sebagai mata uang. Mata uang digital ini juga tidak diterima secara luas,'' tambahnya.

ESMA, institusi regulator finansial Uni Eropa yang berkantor di Paris, sendiri disebutkan telah memperingatkan investor ritel terhadap initial coin offerings (ICO) pada bulan November dan terus memantau perkembangan cryptocurrency. ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:bisnis.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/