Defisit Rp700 Miliar, RAPBD Siak 2016 Diprediksi Rp2,5 Triliun
Penulis: Satria Donald
Terjadinya defisit anggaran pembangunan tahun 2016 itu disebabkan berkurangnya Dana Bagi Hasil (BDH) Minyak dan Gas (Migas) yang diterima Kabupaten Siak dari Pemerintah Pusat, sebagai daerah penghasil minyak di Provinsi Riau.
"Harga minyak dunia turun, produksi kita juga turun. Deviden yang diterima Pemkab Siak dari Bumi Siak Pusako (BSP) juga mengalami penurunan. Indikator ini yang menyebabkan berkurangnya RAPBD Siak tahun 2016," kata Wakil Bupati Siak H Alfedri, usai menyampaikan nota keuangan RAPBD Siak tahun 2016 pada sidang paripurna DPRD Siak, Jumat (11/12/2015).
Sidang yang dipimpin Ketua DPRD Siak Indra Gunawan didampingi Wakil Ketua Sutarno diikuti 29 anggota Dewan serta dihadiri Setdakab Siak H Tengku Said Hamzah, unsur Forkopimda dan sejumlah pejabat dilingkungan Pemkab Siak.
Di hadapan wakil rakyat, Alfedri memaparkan dari Rp2,559 triliun RAPBD Siak tahun 2016 itu, anggaran untuk pembangunan (belanja tak langsung) sebesar Rp1.049 triliun atau 41 persen. Sedangkan anggaran untuk gaji pegawai (belanja langsung) sebesar Rp1,510 triliun atau 58,99 persen dari total RAPBD tersebut.
Sedangkan alokasi belanja subsidi sebesar Rp9,229 miliar, belanja hibah Rp35,09 miliar, belanja bansos Rp17,48 miliar, alokasi belanja bagi hasil kepada provinsi dan pemerintaan desa Rp1 miliar. Kemudian, alokasi bantuan keuangan kepada provinsi, pemerintahan desa dan partai politik Rp228,4 miliar, belanja tak terduga Rp1 miliar.
Ketua DPRD Siak Indra Gunawan mengatakan, pihaknya segera menindaklanjuti RAPBD yang diusulkan Pemkab Siak untuk dibahas di tingkat Badan Anggaran bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).
"Mudah-mudahan, sekitar tanggal 20 Desember ini, APBD Siak tahun 2016 sudah bisa disahkan," pungkasnya.***
Kategori | : | Pemerintahan |