Reses DPRD Jateng Dinilai Kurang Menyerap Aspirasi
''Harusnya, anggota dewan punya instrumen yang bisa menghitung soal itu. Misalnya, proposal dari warga mana yang terakomodir dan mana yang belum. Itu harus dilakukan secara terus-menerus,'' ujar Wahid Abdurrahman S.IP, M.Si dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) kepada Harian Semarang, Selasa (9/2/2016).
Selama ini memang anggota dewan mengutamakan Dapil tempatnya berjuang dulu, kata dia, karena itu memang tempat yang menjadikan ia duduk di kursi dewan.
''Kan dia memang berangkat dari Dapil. Kalau mementingkan Dapil, nanti kan masyarakat bisa mengukur. Akhirnya, masyarakat sadar. Oh, orang ini hanya mementingkan kelompok X, misalnya gitu, dan ke depan akan menjadi perhatian khusus,'' beber dia.
Cuma, katanya, tipe masyarakat kita saat ini kan mudah lupa, tipa melangkolis lah. ''Mudah lupa, mudah memaafkan, nah ini sebenarnya juga menjadi masalah,'' ujar dosen kelahiran Magelang tersebut. ***
Editor | : | Hermanto Ansam |
Sumber | : | harian semarang |
Kategori | : | Politik, Jawa Tengah |