Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
16 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
15 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
16 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
17 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
5
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
15 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
6
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Olahraga
15 jam yang lalu
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Home  /  Berita  /  Riau

Sebut Demokrasi Tanpa Idealisme Adalah 'Demokrasi Ala Melayu', LAMR: Effendi Simbolon Lecehkan Budaya Melayu

Sebut Demokrasi Tanpa Idealisme Adalah Demokrasi Ala Melayu, LAMR: Effendi Simbolon Lecehkan Budaya Melayu
Al azhar
Kamis, 11 Februari 2016 21:20 WIB
PEKANBARU - Pernyataan Effendi Simbolon, anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP yang mengatakan bahwa demokrasi tanpa idealisme adalah ''demokrasi ala Melayu'' meresahkan banyak pihak di Riau, terutama di kalangan orang-orang Melayu.

''Pernyataan yang dimuat di salah satu media online itu melecehkan budaya Melayu,'' kata budayawan Riau Al Azhar yang juga adalah Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR).

''Mengaitkan hal-hal negatif dengan etnik tertentu (stigma etnisitas) adalah salah satu cara kolonial untuk memecah-belah dan menciptakan konflik di Nusantara ini,'' lanjut Al azhar.

Dalam konteks masa kini, menurut Al azhar, pernyataan Effendi Simbolon itu jelas bermuatan SARA. Oleh karena itu, Al azhar berharap Effendi Simbolon hanya salah-ucap, dan segera minta maaf secara terbuka, bukan hanya kepada orang Melayu, tapi juga kepada semua komponen bangsa di Indonesia ini.

''Namun, bila ucapan itu lahir dari anggapan laten yang tertanam di benaknya, maka Efendi Simbolon patut dianggap sebagai musuh yang harus disingkirkan demi keutuhan bangsa,'' tambah Al azhar.

Mahasiswa Pelalawan Datangi LAMR

Reaksi-reaksi keras terhadap pernyataan Effendi Simbolon tersebut mulai marak di Riau dan Kepulauan Riau. Kamis petang, 11 Februari 2016, belasan wakil mahasiswa asal Pelalawan, Provinsi Riau mendatangi LAMR untuk menyampaikan perasaan terhina mereka.

Dipimpin oleh Fikra, yang juga adalah Presiden Mahasiswa Universitas Islam Riau, mereka menyatakan akan melakukan semua cara sampai Efendi Simbolon menarik ucapannya yang menghina etnik Melayu itu, dan meminta maaf secara terbuka menurut adat-budaya Melayu Riau.

Dalam kunjungan itu mereka juga menyampaikan harapan LAMR mendukung mereka. Al azhar dan beberapa pengurus LAMR yang hadir dalam pertemuan itu memberikan apresiasi dan menyatakan mendukung setiap upaya yang dilakukan anak-anak watan untuk membela marwah, harkat, dan martabat Melayu.

Ketua Umum DPH LAMR sendiri menyatakan akan mengajak pengurus untuk melakukan musyawarah menyikapi pernyataan Efendi Simbolon tersebut. ''Insya Allah, besok (Jumat 12 Februari) kita akan membahas isu ini. Yang pasti, secara pribadi saya terhina, dan kepedihan perasaan terhina ini akan saya bawa ke musyawarah lembaga ini, besok,'' pungkas Al azhar. (rls)

Editor:Hermanto Ansam
Kategori:Umum, Riau
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/