Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
18 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
11 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
14 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
6 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
5
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
6 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
11 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Indonesia Wonderful 2016

10 Daerah Akan 'Disulap' Seperti Bali, Menpar Langsung Bentuk Tim Percepatan

10 Daerah Akan Disulap Seperti Bali, Menpar Langsung Bentuk Tim Percepatan
Menpar Arief Yahya
Rabu, 17 Februari 2016 10:13 WIB
Penulis: Daniel Caramoy
JAKARTA- Menteri Pariwisata Arief Yahya tidak mau kehilangan banyak waktu untuk segera mewujudkan 10 Bali baru. Ke sepuluh lokasi tersebut adalah, Danau Toba-Sumatera Utara, Tanjung Lesung-Banten, Tanjung Kelayang-Belitung, Kota Tua dan Kepulauan Seribu Jakarta, Borobudur- Jateng, Tengger-Bromo dan Semeru di Jatim, Mandalika Lombok NTB, Labuan Bajo NTT, Waka Tobi Sulawesi Utara, dan yang terakhir yaitu Morotai Maluku Utara.

Destinasi tersebut merupakan prioritas yang sudah ditetapkan Presiden Joko Widodo sebagai daya pikat baru di sektor pariwisata. "Saya sudah bentuk shadow management, untuk percepatan pengembangan 10 destinasi unggulan itu," kata Menpar Arief Yahya, Rabu (17/02/2016) di Gedung Sapta Pesona, Jakarta.

Menurut Menpar, tim percepatan "10 Bali" nantinya bertugas melakukan pendataan, pendalaman, dan merumuskan langkah besar apa saja untuk percepatan pembangunan kawasan tersebut. Mereka sudah mendapatkan materi "critical success factor" satu kunci yang jika itu tidak dituntaskan akan menjadi palang pintu pengganjal di titik-titik destinasi itu.

"Merekalah yang akan mendalami, lalu dibawa ke tim, selanjutnya ditindak lanjuti dengan cepat," kata Arief Yahya.

Tim percepatan 10 destinasi unggulan tersebut diketuai oleh Hiramsyah Sambudhy Thaib, alumni arsitek ITB tahun 1981 yang lahir di Jakarta 53 tahun yang lalu. Segudang reputasi dan jabatan strategis sudah dia torehkan, termasuk pernah menjadi Ketua Asosiasi Kawasan Pariwisata Indonesia (AKPI) 2001-2005, lalu Dewan Pembina AKPI 2005-2010, Wakil Ketua Komite Kebijakan, Bidang Properti dan Kawasan Industri KADIN 2008-2011.

"Saya siap menjalankan tugas ini," kata Hiramsyah pendek. Khusus Danau Toba Sumatera Utara dipercayakan pada Rino Wicaksono, Tanjung Kelayang Belitung Fandi Wijaya, Tanjung Lesung Banten Ida Irawati, Kep. Seribu dan Kota Tua Jakarta Budi Faisal, Borobudur Jawa Tengah Larasati, Bromo-Tengger-Semeru Jawa Timur AS Harsawardhana, Mandalika Lombok Selatan NTB, Taufan Rahmadi, Labuan Bajo NTT Shana Fatina, Wakatobi Sultra Ari Prasetyo dan Morotai Maltara Ari Surhendro.

Faktor budaya yang juga menjadi hal penting dan menentukan sukses tidaknya program percepatan ini. Tokoh yang diberi tugas untuk mengurus sisi budaya adalah Taufik Rahzen. Pria kelahiran Sumbawa 1963 ini aktif di World Cultural Forum (WCF), Newseum Indonesia, dan Aliansi Indonesia Festival (ALIF).

Budayawan ini juga penulis soal Laksamana Cheng Ho yang detail dan sedang dikemas sebagai Jalur Cheng Ho ke Laut China Selatan sampai ke Nusantara. Dari Aceh, Batam, Belitung, Palembang, Jakarta, Cirebon, Semarang, Tuban, Surabaya, dan Bali. "Pertimbangan budaya itu hal yang sangat penting, untuk membangun sebuah kawasan pariwisata. Karena itu sejak mendesain awal, kami melihat sisi budaya sebagai sebuah kekuatan," jelas Menpar Arief Yahya.

Mantan Dirut PT Telkom ini melihat data wisman yang masuk ke Indonesia, angkanya masuk akal untuk menjadikan budaya sebagai faktor sukses. "Angka kunjungan wisman ke Indonesia, 60 persen karena budaya, 35 persen karena alam atau nature, dan 5 persen man made, seperti MICE -meeting, incentive, conference-exhibition, lalu sport tourism, showbiz, dan buatan manusia yang lain," tandasnya.

Satu lagi, tokoh yang dimasukkan dalam tim percepatan tersebut yakni, Riant Nugroho, yang merupakan ahli kebijakan publik. Dia yang akan mensinkronisasi segala peraturan perundangan, agar tidak bertabrakan satu dengan yang lain. "Setelah tim ini running, kami akan segera membentu Badan Otorita, yang akan menjadikan objek wisata itu dengan konsep single destination single management," jelas Peraih Marketeer of The Year 2016 ini. (*/dnl)

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/