Home  /  Berita  /  GoNews Group
Pesona Indonesia

Sejumlah Hotel di Palembang Dipenuhi Wisatawan Mancanegara Jelang Perayaan Cap Go Meh

Sejumlah Hotel di Palembang Dipenuhi Wisatawan Mancanegara Jelang Perayaan Cap Go Meh
Penampakan Pulau Camaro Palembang. (net)
Selasa, 16 Februari 2016 23:15 WIB
Penulis: Daniel Caramoy
PALEMBANG- Promosi wisata dengan tema Imlek dan Cap Go Meh 2016 yang digeber Kementerian Pariwisata rupanya ampuh menjaring wisatawan. Daerah-daerah yang memiliki keterkaitan budaya Tionghoa diserbu puluhan ribu orang, salah satunya, Pulau Kemaro di Sumatera Selatan.

Bahkan saat ini sejumlah hotel di Palembang sudah full booked, padahal puncak perayaan Cap Go Meh di Palembang baru akan dimulai tiga hari lagi. Berdasarkan catatan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, mulai hari ini wisatawan dari berbagai negara seperti Singapore, Malaysia, Thailand dan negara lainya sudah mencapai sekitar 10 ribu orang.

Banyaknya angka kunjungan wisatawan ini membuat Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin sumringah. Paket-paket wisata yang ditawarkan Biro Perjalanan di Palembang juga sudah habis terjual.

Yang ada di benaknya saat ini, tinggal fokus pada peningkatan pelayanan bagi wisatawan yang berkunjung. "Pemerintah Provinsi sudah menyiapkan beberapa sampan besar yang ditarik dengan kapal motor sebagai sarana transportasi menuju Pulau Kemaro. Semua difokuskan di dua titik yaitu pelabuhan PT Pusri dan dermaga Intirub," ungkap Alex Noerdin yang didampingi Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel Irene Camalyn Sinaga, Selasa (16/02/2016).

Keberadaan dua titik penyeberangan itu menurut Alex, akan mengurangi kepadatan arus lalu lintas dan hilir mudiknya pengunjung yang akan melakukan ritual keagamaan atau bersembahyang.

Dari pengalaman perayaan pada tahun 2015 yang lalu, puncak Cap Go Meh kali ini diprediksi akan sama. "Minimal sama dengan 2015 yang datang ke Palembang prediksi kita mencapai 80 ribu orang wisatawan," jelasnya lagi.

Pelayanan prima juga ikut disuguhkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel. Sebanyak dua ribu lampion akan dipasang mengelilingi Pulau Kemaro. Stan-stan untuk pedagang juga ikut didirikan. Umumnya, stan-stan itu digunakan pedagang untuk menjual makanan, pernak-pernik aksesoris, mainan anak-anak hingga baju yang bergambar Pagoda Pulau Kemaro.

"Kami juga menyiapkan jembatan apung sepanjang 200 meter dari seberangpulau melewati gudang PT ISM Bogasari. Semuanya sudah siap. Pengunjung bisa berangkat pakai tongkang, perahu, atau bisa lewat darat melalui jembatan apung yang dibangun," kata Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel Irene Camalyn Sinaga.

Nah, di Pulau Kemaro sendiri, ada kisah atau cerita yang terkenal bisa untuk ajang pencarian jodoh. Masyarakat khususnya warga Thionghoa, banyak yang percaya jika mendatangi Pulau Kamaro pada setiap perayaan Cap Go Meh, maka hubungan asmaranya akan menjadi langgeng dan menjadi jodoh.

Menurut Irene, tradisi serta legenda ini menjadikan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Tionghoa di Kota Palembang, luar kota hingga luar negeri. "Ada juga hal unik lainnya seperti melepaskan burung. Bagi kaum Tionghoa, melepas burung dapat mengurangi karma buruk dan memperlancar rezeki, tentunya, dengan memohon kepada Tuhanterlebih dahulu. Semakin banyak burung yang dilepas, semakin enteng pula dosa yang ditanggung," terang Irene.

Selain keunikan dalam ritual melepas burung, ada juga tradisi membakar uang-uangan. Tradisi ini kerap dilakukan oleh orang-orang keturunan Tionghoa terutama yang menganut ajaran tridarma (Budhisme, Khonghucu dan Taoisme).

Tradisi membakar kertas yang berupa uang-uangan ini, dipercaya akan bisa membawa berkah bagi arwah leluhurnya. Uang ini terbagi menjadi dua kategori yakni uang emas (Kim Coa) dan uang perak (Gin Coa). Dimana uang emas diperuntukkan bagi dewa-dewa, sementara uang perak diperuntukkan bagi arwah leluhur ataupun orang tua.

"Setiap kali melakukan persembahyangan mereka juga akan menyediakansam seng yang teridiri dari tiga makanan berjiwa dari udara, air dan daratan," jelasnya lagi.

Melihat persiapan Palembang dalam menyambut perayaan Cap Go Meh, bagi Kemenpar Arief Yahya sudah hampir rampung dan dinilai sarat dengan pertunjukan spektakuler. "Kalau soal atraksi, saya tidak pernah meragukan potensi yang kita miliki," kata Menpar Arief Yahya.

Mantan Dirut PT Telkom ini selalu menggunakan rumus 3A untuk melihat sebuah objek wisata, Palembang sendiri dinilai sudah layak dipromosikan karena sudah memiliki kriteria tersebut.

Ke-3A tersebut adalah Atraksi, Akses dan Amenitas. Atraksi sendiri menurut Menpar, terdiri dari keindahan alam, budaya dan kreasi manusia. "Apa yang ada di Palembang, mulai kuliner, historis, sampai menemukan suasana nyaman di tepian Musi, itu sudah atraksi tersendiri," jelas Arief Yahya.

Sedangkan Akses, lanjut dia, adalah infrastruktur dan transportasi, terutama akses udara. Palembang mulai terbuka jalur penerbangan ke banyak kota, termasuk Singapore. Dan A yang ketiga menurutnya adalah Amenitas. Hal ini terkait dengan fasilitas seperti hotel, restoran, termasuk kebersihan.

"Pada intinya saya berpesan supaya dijaga, rawat dan kembangkan, itu akan menentukan atmosfer pariwisata di sana," pesannya.

Puncak perayaan Cap Go Meh sendiri akan digelar di Pulau Kemaro, Sumatera Selatan pada tanggal 18-23 Februari 2016. Diperkirakan, akan ada 80 ribu umat Tridharma Palembang dan mancanegara akan memadati Pulau Kemaro tersebut. (*/dnl)

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/