Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
19 jam yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
2
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
20 jam yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
3
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
19 jam yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
4
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
Olahraga
18 jam yang lalu
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
5
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
Pemerintahan
19 jam yang lalu
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
6
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
16 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Menciptakan “10 Bali Baru” di 10 Top Destinasi Unggulan Pariwisata (Bagian-4)

Tanjung Kelayang Belitung, Phuket-nya Indonesia

Tanjung Kelayang Belitung, Phuket-nya Indonesia
Tanjung Kelayang Belitung, Beach (net)
Minggu, 21 Februari 2016 20:02 WIB
Penulis: Daniel Caramoy
JAKARTA- Sejak Andrea Hirata mempopulerkan novel “Laskar Pelangi” yang sukses di film layar lebar, pamor Belitung atau Belitong menanjak tajam. Pantai jernih berbatu granit segede-gede gajah raksasa itu, menjadi bahan perbincangan public. Kini, Belitung sudah mulai dikenal di mancanegara. Kemudian timbul pertanyaan mau kemana akan dibawa, masa depan Belitung?.

Menpar Arief Yahya menjawabnya dengan tegas. "Benchmark-nya Phuket Thailand atau Langkawi Malaysia. Ya, kesanalah arah Belitung hendak dibangun," jawab Menpar Arief Yahya, Minggu (21/02/2016), di Jakarta.

Menurutnya, nantinya Belitung akan dijadikan kawasan wisata dengan jumlah kunjungan yang besar, destinasi yang tertata rapi berkelas internasional, terawat indah sustainable, dan masyarakat yang semakin sejahtera oleh pariwisata. “Sudah dikasih contoh yang amat bagus, tidak usah jauh-jauh, yang di negara tetangga saja, Malaysia punya Langkawi, Thailand punya Phuket,” ungkap Arief Yahya.

Iapun balik bertanya. Dulu, siapa yang mengenal Phuket? Siapa yang familiar dengan Langkawi?. Begitu penataan destinasinya bagus, dipromosikan besar-besaran ke luar negeri, dan menjadi viral sebagai objek wisata pantai dan laut yang amat dikenal. “Kalau mau didetailkan kondisi alamnya, kualitas pasir putih pantainya, sampai di terumbu karangnya, potensi Belitung berani diadu. Kita nggak akan kalah. Kita baru benar-benar KO ketika sudah mulai dipotret integrated, ya akses, amenitas, dan atraksi digabungkan, itu baru poin kita di bawah,” lanjut Arief Yahya.

Nah, itulah jawaban mengapa Phuket bisa menghasilkan 8 juta wisman, lalu Langkawi 3,5 juta orang. Berbeda dengan Danau Toba Sumatera Utara yang selama ini ada problem dengan single destination, multi management, dan tinggal di switch menjadi single management.

Di Belitung, critical success factornya agak beda. Di Belitung karena hanya satu kabupaten, maka tidak ada keruwetan manajemen seperti yang terjadi di Toba. Belitung justru belum ada pengelola khususnya. Seolah semua masih auto pilot. Kalau Phuket ditangani oleh Regency Government, dan Langkawi oleh badan yang dinamakan Langkawi Development Authority (LADA), Belitung masih alami. Hanya dalam pemantauan Dinas Pariwisata saja.

"Kami ingin ada KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Pariwisata Tanjung Kelayang, yang nantinya bisa membangun atraksi di Belitung lebih keren dan berkelas dunia. KEK inilah yang akan melengkapi dan menata atraksi di kawasannya. Dia akan menjadi daya tarik yang sangat kuat,” kata dia.

Lalu, Kemenpar juga sudah menjadikan Tanjung Kelayang Belitung sebagai satu diantara 10 Top Destinasi. Otomatis, akan ada share infrastructure, untuk membuat Belitung lebih layak dipromosikan secara internasional. Akses-nya yang akan diperkuat.

"Selama ini belum bisa dipromosikan besar-besaran, karena bandaranya juga belum berstatus internasional. Harus diperpanjang landasannya, harus dinaikkan menjadi internasional, sehingga ada TPI Tempat Pemeriksaan Imigrasi sendiri, sehingga bisa dirintis direct flight ke sana,” ucap Menpar.

Kemenpar dalam setiap promosi, selalu dilihat unsur 3 A itu, atraksi, akses, dan amenitas. Jika belum lengkap, pasti belum akan dipromosikan besar-besaran. Sebaliknya, kalau sudah siap, maka akan digeber agar orang tahu dan mau datang ke objek tersebut. Itulah mengapa ada istilah 3 Greaters, Bali-Jakarta-Batam, untuk menegaskan bahwa tiga titik inilah sebenarnya yang paling ready untuk dipromosikan.

Kini menurut Menpar, ditambah 10 prioritas, yang persentasenya 60-70 persen sudah siap dipromosikan. Itu juga sekaligus menjawab pertanyaan, “Pengembangan destinasi dulu, atau promosi dulu yang harus didahulukan?” Jawabannya, kontekstual sekali.

Mana-mana yang sudah ready, atmosfer pariwisata sudah terbentuk, langsung dipromosikan. Mana yang harus dibenahi destinasinya, ya disempurnakan dulu. “Tidak harus menunggu 100 persen, sudah harus diperkenalkan ke dunia, sehingga ketika tiba saatnya sudah ready, tinggal menginjak gas lebih kencang,” ucap Arief Yahya. (*/dnl) bersambung...

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/