Home  /  Berita  /  GoNews Group
Wonderful Indonesia 2016

Kukuhkan INACEB, Menpar Dorong Wisata MICE

Kukuhkan INACEB, Menpar Dorong Wisata MICE
Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya. (net)
Selasa, 29 Maret 2016 09:29 WIB
Penulis: Daniel Caramoy
JAKARTA- Menteri Pariwisata Republik Indonesia Arief Yahya mengukuhkan pengurus INACEB - Indonesia Convention and Exhibition Bureau periode 2015-2020 di Jakarta Convention Center (JCC), Senin (28/03/ 2016).

Ada yang tersirat dari prosesi itu, yakni harapan agar organisasi ini bisa mendorong tumbuhnya pariwisata dari program MICE – Meetings, Inventions, Conferences, dan Exhibitions. "MICE kami targetkan naik 10 persen di tahun 2019, saat ini masih di angka 5 persen," ujar Arief Yahya, Menpar di JCC Jakarta.

Arief Yahya berharap, visi INACEB untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi MICE unggulan yang berdaya saing global itu terealisasi. Data ICCA - International Congress and Convention Association 2014 menempatkan Indonesia di ranking ke-42 dunia, dengan 76 meetings. Singapore di peringkat 29 dengan 142 meetings, Malaysia papan 30 dengan 133 meetings, da Thailand no 33 dengan 118 meetings. Di Asia Pasifik dan Timur Tengah, Indonesia di peringkat 12, Singapore 6, Malaysia 7, Thailand 8. “Posisi kita masih jauh terbelakang! Target kita 2020 naik ke posisi 8 Asia Pasifik,” aku Menpar.

Di ASEAN, peringkat kota yang paling diminati MICE nomor satu masih Singapore (142). Disusul Kuala Lumpur peringkat 8 (79 meetings), Bangkok di posisi 9 dengan 73 meetings, dan papan ke-15 baru Bali dengan 38 meetings. Jakarta di papan ke-26 dengan 19 meetings, dan Jogjakarta papan ke-49 dengan 10 meetings. “Inilah tantangan di depan mata yang sudah jelas,” jelas dia.

Jadi target 2020, adalah menaikkan peringkat Indonesia di Asia Pacific dari papan ke-12 menuju 5 besar, dari jumlah events 76 menjadi 150. Juga meningkatkan jumlah wisman MICE dari 5 persen, menjadi 10 persen, dan menaikkan jumlah pendapatan sebesar USD 2,5 Miliar. “Karena itu, jika ada MICE di Bali, sekalian tawarkan value-nya dari destinasi pariwisata,” kata Mantan Direktur Telkom itu.

Arief meminta INACEB dalam tiga bulan ini menggenjot internalnya untuk bekerja lebih cepat. Menpar menyarankan tiga poin yang harus dilaksanakan dengan segera agar MICE makin meningkat. "Produk harus bagus, top ten originasi dengan mendata mana saja yang berpotensi. Menangkan bidding, loby sejak sekarang agar MICE meningkat dan kita menjadi pemenang dari sebuah acara besar,"ujar pria asal Banyuwangi itu.

Menpar juga menilai pembentukan INACEB juga menunjukan pentingnya potensi pameran, konferensi dan acara bisnis-sektor MICE-dalam pendapatan sektor Pariwisata. Dampak ekonomi yang signifikan melalui peningkatan jumlah pengunjung, tingkat hunian hotel, penerbangan dan high spending dari delegasi MICE.

Ketua INACEB Budi Tirtawisata mengaku senang dengan pengukuhan pengurus organisasinya itu. Pihaknya dalam 5 tahun ke depan, akan menjalankan skala prioritas. Pertama penguatan database destinasi dan pasar sasaran yang potensial dalam rangka menjadikan INACEB sebagai voice of mice Indonesia. Lalu memberikan semua informasi yang dibutuhkan tentang kesiapan destinasi MICE Indonesia.

"Kami juga akan mengoptimalkan kegiatan promosi, baik saat berpartisipasi dalam trade show di berbagai negara, maupun delegate boosting yang bertujuan untuk mendongkrak jumlah delegasi yang hadir pada acara MICE yang dimenangkan Indonesia," beber Budi dalam keterangan resminya.

Skala prioritas program tersebut, kata Budi, target yang akan dicapai oleh INACEB adalah meningkatkan posisi Indonesia dalam ICCA (International Congress and Convention Association) rangking Asia dan Pasifik. “Dari dari posisi ke-12 dengan 76 MICE, menjadi posisi 8 dengan penyelenggaraan dua kali lipat dari sebelumnya yaitu sebanyak 150 kegiatan MICE di tahun 2019,” kata dia.

"Selain itu INACEB juga harus memberikan kontribusi jumlah wisatawan mancanegara mencapai 2 juta atau 10 persen dari total 20 juta target kunjungan wisatawan mancanegara di tahun 2019 atau meningkat hampir 10 kali lipat dari capaian tahun 2015. Dan selain itu, kami harus meningkatkan posisi kota-kota di Indonesia dalam rangking ICCA dan UIA sehingga masuk dalam 30 besar dunia," tandasnya.

Dari data UNWTO 2015, wisatawan international yang akan berkunjung ke Asia dan Pasifik diproyeksikan akan mengalami peninhgkatan dari 204 juta di tahun 2010 menjadi 535 jurta di tahun 2030, atau meningkat sebesar 331 juta dalam 2 dekade. Jumlah tersebut menjadikan Asia dan Pasifik menguasai 30persen pangsa pasar wisatawan international.

Asia Tenggara akan menjadi wilayah yang paling banyak dikunjungi yaitu sebanyak 187 juta di tahun 2030. "Indonesia harus terus digenjot agar bisa mendapatkan peluang ini," tambah Budi.

Budi menambahkan, wisatawan yang melakukan perjalanan, umumnya dapat dikategorikan menjadi 2 jenis, yaitu wisatawan dengan tujuan leisure atau disebut leisure traveler dan wisatawan yang tujuan utamanya adalah bisnis atau sektor MICE atau biasa disebut juga dengan business traveler.

"Wisatawan yang datang untuk tujuan MICE memiliki kelebihan dibanding wisatawan biasa, yaitu mereka umumnya adalah opinion leader yang berasal dari kalangan pengusaha, profesional maupun pemerintahan saat low season. Untuk bidding, kami akan langsung siapkan koordinasi kepada semua intansi, organisasi dan semua yang berkaitan dengan MICE," tandas Budi. (*/dnl)

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/