Kadis Pendidikan Bireuen: Mencoret Baju Seragam Usai UN, Itu Bukan Budaya Pelajar
Penulis: Joniful Bahri
“Dengan hura-hura dan euforia berlebihan saat merayakan kelulusan itu tidak akan menyalamatkan siswa yatim dan pendidikan anak-anak miskin yang sangat membutuhkan uluran tangan kita,” kata Nasrul kepada GoAceh.co, Kamis (5/5/2016).
Terlebih, lanjut dia, aksi menyemprot dan mencoret coret baju saat merayakan kelulusan adalah bukan "budaya Islami" serta bukan budayanya pelajar Bireuen, bahkan hal tersebut sangat mubazir.
“Lihatlah diluar sana masih banyak teman kalian yang tidak berpakaian, banyak teman kalian yang berpakaian robek ke sekolah,” harapnya.
Untuk itu dia meminta pihak sekolah melalui Organisasi Sekolah (OSIS) untuk mengumpulkan pakaian layak pakai, guna disumbangkan kepada siswa yang kurang mampu dan membutuhkan.
“Osis di sekolah diminta mengumpulkan pakaian seragam sekolah untuk disumbangkan pada siswa yatim/miskin yang sangat dibutuhkan saat ini,” pintanya.
Tidak hanya sekolah, orang tua siswa juga dihimbau untuk dapat memberikan arahan kepada anaknya supaya tidak melakukan coret-coret pakaian pada saat pengumuman kelulusan. (Jon)
Editor | : | Oriza |
Kategori | : | Aceh, GoNews Group, Pendidikan, Umum |