Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
12 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
12 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
3
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
13 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
4
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
11 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
5
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
14 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
6
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
11 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Wonderful Indonesia 2016

BPPD Bali Go Live Sebar Jaring Pengembangan Wisata Go Digital

BPPD Bali Go Live Sebar Jaring Pengembangan Wisata Go Digital
Peluncuran Go Live Go Digital Wisata Bali. (net)
Jum'at, 13 Mei 2016 13:16 WIB
Penulis: Daniel Caramoy
BALI - Pengembangan digital marketing terus mewarnai cara berjualan pelaku bisnis pariwisata di Bali. Pengembangan promosi pariwisata berbasis digital dilakukan dengan saluran Bali Go Live mulai dirancang. Yang dibidik, peningkatan angka kunjungan ke kawasan yang dijuluki Pulau Seribu Pura.

“Ini adalah kolaborasi dari Badan Pengembangan Pariwisata Daerah (BPPD) Bali dengan Go Live. Semacam etalase yang berisi video-video pariwisata Bali. Video-video itu akan terkoneksi dengan laman YouTube. Dan semuanya, secara regular akan terkait ke media sosial, seperti Facebook, Twitter, Instagram, Thumblr, dan Linkedin,” ujar Ketua BPPD Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Selasa (12/5).

Bagi Oka, saluran Bali Go Live disebut sebagai jurus ampuh mempromosikan pariwisata Indonesia. Media digital dinilai punya daya ledak lebih dahyat ketimbang media konvensional. “Digital media empat kali lipat lebih efektif price performance-nya dibanding dengan media konvensional. Impactnya viral, seperti virus,” terangnya.

Direktur Bali Go Live, Paulus Herry Arianto, ikut mengamini pernyataan Oka. Pemasaran berbasis digital ini, menurutnya, akan meningkatkan kualitas kepariwisataan dan bisnis wisata di Pulau Dewata.

"Bali Go Live adalah saluran video yang terkoneksi dengan YouTube, Facebook, Twitter, Instagram dan sosial media lainnya. Misi kami adalah menjadi ensiklopedia digital semua hal mengenai Bali dan memperkuatnya sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di dunia," katanya.

Paulus menjelaskan, dengan berkembangnya teknologi, maka terdapat ruang terbuka lebar bagi pelaku wisata untuk mempromosikan wilayahnya. Karakteristik media digital yang horizontal, diyakini dapat membuat anak-anak muda saat ini lebih percaya kepada sesama kerabat. Informasi dari mulut ke mulut yang disebarkan oleh satu orang ke orang lain.

“Kami baru memposting video tentang canang sari di YouTube. Sampai hari ini konten tersebut sudah ditonton dan dibagikan ribuan kali dan terus bertambah. Ketika berkunjung ke Blog, kita akan mendapatkan ruang atau impulse untuk mempromosikan Bali," katanya.

Menpar Arief Yahya menyambut gembira upaya BPPD dengan digitalisasi dalam memasarkan produk pariwisata Bali. Sebagai Mantan Dirut PT Telkom Indonesia, sejak dulu dia menggeluti dunia digital, sehingga sangat paham daya dobrak dan kekuatan penetrasi model teknologi ini.

"Semakin digital semakin personal, semakin digital semakin global dan semakin digital semakin profesional," sebut Insiyur Teknik Elektro ITB angkatan 1980 ini.

Arief Yahya yang sempat melanjutkan masternya di Surrey University Inggris itu memperkuat ilmu telematika di sana. Lalu dikombinasi kemampuan marketing strategic-nya di program doktoral Pasca Sarjana di Unpad Bandung. Karena itu ilmu digital yang dikuasai ditambah dengan ilmu marketing, plus pengalaman puluhan tahun itu menjalankan korporasi menjadi semakin kuat.

Karena itulah jauh-jauh Arief Yahya benchmark dengan TXA atau Tourism Exchange Australia, yang sudah jatuh bangun melakukan banyak actions. Mengubah kebiasaan manual ke teknologi digital di Negeri Kanguru itu hingga bisa running, membutuhkan waktu 2 tahun juga. "Indonesia bisa jauh lebih cepat," kata Arief. (*/dnl)

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/