Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
Olahraga
23 jam yang lalu
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
2
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
Olahraga
23 jam yang lalu
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
3
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
Olahraga
23 jam yang lalu
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
4
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
Olahraga
24 jam yang lalu
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
5
Ariana Grande Tampil Anggun dan Sempat Berganti Gaun di Met Gala 2024
Umum
19 jam yang lalu
Ariana Grande Tampil Anggun dan Sempat Berganti Gaun di Met Gala 2024
6
Buat 1.000 Lilin dari Minyak Jelantah, SMAN 13 Jakarta Diganjar Rekor MURI
Umum
19 jam yang lalu
Buat 1.000 Lilin dari Minyak Jelantah, SMAN 13 Jakarta Diganjar Rekor MURI
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Sebelum 2019, Kementerian BUMN Sudah tak Ada

Sebelum 2019, Kementerian BUMN Sudah tak Ada
Kamis, 23 Juni 2016 01:34 WIB
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, terus mempercepat realisasi holding perusahaan pelat merah. Bahkan selain pembentukan, dirinya punya misi besar 'menghilangkan' kementerian yang dipimpinnya, kemudian diubah menjadi super holding yang membawahi seluruh holding BUMN.

"Saya menteri satu-satunya yang menargetkan hilangkan kementerian. Sebelum akhir 2019 transformasikan jadi super holding, nggak lagi jadi kementerian," kata Rini di acara buka bersama Menteri BUMN dan Pemred di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (22/6/2016).

Arah pembentukan holding tersebut, jelas Rini, hampir menyerupai dengan super holding milik Malaysia, Khazanah atau Singapura, Temasek. Di mana semua pengelolaannya dilakukan oleh kalangan profesional, bukan lagi PNS di bawah kementerian.

"Kalau Temasek murni full komersial, kalau Khazanah masih ada program untuk kepentingan masyarakat. Jadi nanti holding company ada di situ full. Kalau sekarang deputi rasanya kurang kuat, maunya profesional, bukan PNS," ujar mantan Presiden Direktur Astra International ini.

Diungkapkan Rini, sebelum merealisasikan super holding tersebut, dirinya kini berfokus merampungkan pembentukan 5 holding BUMN yang sudah direncanakan.

"Ada 5 perusahaan holding yakni keuangan, infrastruktur, pertambangan, energi, dan satu lagi holding perumahan. Tujuan holding supaya bisa tumbuh lebih cepat, dengan holding bisa cari pendanaan yang lebih luas," ungkapnya. ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:detik.com
Kategori:GoNews Group, Ekonomi, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/