Gara Gara Tanyakan Dana BOS, Dua Siswa MAN Bireuen Dipecat
Penulis: Joniful Bahri
BIREUEN - Gara-gara menanyakan dana kelas unggul dan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dua siswa berprestasi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Bireuen dipaksa mundur dari sekolahnya. Kedua siswa tersebut, MY dan MA merupakan siswa kelas XII IPA unggul dan kelas XII IPS.
Kepada sejumlah awak media, Sabtu (9/7/2016) keduanya mengakui dipecat dari MAN Bireuen setelah mempertanyakan penggunaan dana kelas unggul dan transparansi dana BOS. “Persoalan ini diketahui waktu masuk puasa, nama kami sudah tidak dipanggil lagi oleh wali kelas. Saat saya pertanyakan mengapa tidak ada lagi nama kami, malah disuruh buat surat keluar atas kehendak sendiri,” kata MY.
MY menolak memenuhi permintaan dari wali kelasnya. “Saya tidak mau buat surat seperti itu, sebab menurut saya tindakan mempertanyakan dana sekolah merupakan sikap yang benar walaupun posisi saya hanya siswa dan Wakil Ketua OSIM,” ujar MY.
Tindakan sekolah mengeluarkan dirinya secara sepihak dari sekolah dinilai sangat bertentangan dengan tujuan dari pendidikan itu sendiri, yakni mencerdaskan anak bangsa. ”Semestinya suara kami yang harus didengar, bukan sebaliknya memaksa kami untuk membuat surat permohonan keluar dari sekolah. Saya tidak mau keluar karena MAN Bireuen tempat saya menuntut ilmu dan di sekolah itu, saya juga telah berhasil mendulang sejumlah prestasi,” sebutnya.
Semestinya, tambah MY yang didampingi temannya yang lain, bila mereka keliru dalam bersikap, pihak sekolah menegurnya. ”Bukan malah dipecat sepihak. Saya berharap ada pihak yang berwenang turun tangan menyelesaikan masalah ini sehingga saya dapat belajar kembali di MAN Bireuen itu,” sesalnya.
Beberapa siswa MAN Bireuen membenarkan bila MY merupakan salah satu siswa berprestasi di sekolah itu. Prestasi yang telah diukir oleh MY yang merupakan anak dari keluarga kurang mampu itu di antaranya dipercayakan sebagai Wakil Ketua OSIM, juara III hafiz Alquran se-Kabupaten Bireuen 2015.
Selain itu juara III Pencak Silat Putra Kelas B 2016, juara III Fahmil Alquran sewilayah barat (PORSENI) 2016. Salah seorang siswa pendiri organisasi Bararah Tahfiz MAN Bireuen.
Kepala MAN Bireuen, Ansari Hasan mengaku telah menyuruh kedua siswa berprestasi di sekolahnya itu agar membuat surat permohonan keluar dari sekolah. Mereka diminta agar pindah ke sekolah lain karena ke dua siswa itu dinilai tidak sanggup mematuhi aturan sekolah.
Menurut Ansari Hasan, dikeluarkannya MY dan MA dari MAN Bireuen merupakan keputusan kepala sekolah dan dewan guru. ”Masalah itu sudah kami laporkan ke Kakankemenag Bireuen,” katanya seraya menambahkan, setelah pihaknya melapor ke Kakankemenag, pihak sekolah diminta untuk mengambil tindakan terhadap ke dua siswa itu.
Namun kepala MAN Bireuen itu tidak menyebutkan apa tindakan yang dianjurkan oleh pihak Kakankemenag terhadap kedua siswa tersebut. “Saat itu saya katakan kepada Kakankemenag dan kepada para dewan guru, apabila anak itu tidak dipindahkan, maka lebih baik saya yang pindah,” ujar Ansari Hasan saat didesak wartawan.
Di bagian lain, Kepala MAN Bireuen mengaku, sekolah yang dipimpinnya telah begitu bagus. “Jangan hanya karena ulah kedua siswa itu jadi kacau semuanya. Sikap kami sudah tepat, agar dua siswa tersebut keluar baik-baik, dari pada keluar dengan tidak hormat,” katanya.
Disinggung tentang apa yang dipertanyakan kedua siswa tersebut, sehingga mereka harus dikeluarkan dari sekolah itu, Ansari Hasan mengatakan, kedua siswa bertindak sebagai penggerak orasi (demo) siswa menuntut trasparansi dan pertanggung jawaban dana BOS dan kelas unggul.
“Sebenarnya penggunaan dana sekolah telah kita berikan penjelasan kepada mereka, tapi mereka tidak mau terima,” katanya.
Editor | : | TAM |
Kategori | : | Pendidikan, Umum, GoNews Group |