RI Tak Mau Campuri Urusan Turki Terkait Penutupan Sekolah
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir menegaskan Indonesia tidak pernah terlibat dalam persoalan dalam negeri negara lain. "Kami mengetahui hal ini tadi pagi (kemarin, red). Saya lihat dari web Kedubes Turki. Pertama yang saya ingin sampaikan bahwa pemerintah Indonesia tidak pernah terlibat atau mengurusi permasalahan dalam negeri negara lain. Kami tidak ikut campur," kata Arrmanatha di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat (29/7).
Arrmanatha mengatakan Kemenlu akan berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengetahui sejauh mana kerjasama antara sembilan lembaga pendidikan dan FETO.
"Apakah itu terkait dengan bantuan guru atau yang lain," ucap Arrmanatha. Selain dengan Kemendikbud, Arrmanatha menuturkan akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah yang menaungi lembaga pendidikan di setiap provinsi.
FETO adalah sebutan dari Pemerintah Turki untuk para pengikut ulama Fethullah Gulen yang gagal melakukan kudeta beberapa waktu lalu. Saat ini, Gulen diketahui telah mengasingkan diri di Amerika Serikat.
Melalui siaran pers yang dirilis di laman Kedutaan Besar Turki untuk Indonesia, Kamis (28/7), diuraikan nama-nama kesembilan lembaga yang dimaksudkan tersebut, yakni Pribadi Bilingual Boarding School yang berada di Depok dan Bandung. Lalu, Kharisma Bangsa Bilingual Boarding School di Tangerang Selatan, Semesta Bilingual Boarding School di Semarang, dan Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School di Yogyakarta.
Kemudian, Sragen Bilingual Boarding School di Sragen, Fatih Boy’s School dan Fatih Girl’s School di Aceh, serta Banua Bilingual Boarding School di Kalimantan Selatan.
Pemerintah Turki mengharapkan kerjasama Indonesia terkait dengan keberadaan lembaga-lembaga pendidikan tersebut.
"Hal ini penting untuk menyatakan bahwa setelah upaya kudeta yang dilakukan oleh organisasi teroris FETO, sejumlah negara memutuskan untuk menutup sekolah-sekolah yang berafiliasi dengan itu," demikian bunyi pernyataan dalam surat tersebut.
Diungkapkan juga bahwa sejumlah negara lain yang telah membantu Turki menutup sekolah yang terkait dengan FETO itu.
Kedutaan Turki mengutip pejabat di Indonesia mengatakan, organisasi yang menjadi payung mereka di Indonesia yakni PASIAD telah ditutup pada 1 November 2015 lalu. Kedutaan juga menyatakan telah mengungkapkan keprihatinan mereka akan kegiatan organisasi FETO di Indonesia kepada pejabat Indonesia.
Editor | : | Kamal Usandi |
Sumber | : | beritametro.co.id |
Kategori | : | Aceh, GoNews Group, Pendidikan |