Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
18 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
2
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
18 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
3
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
12 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
4
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
14 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
5
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
14 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
6
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
12 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft
Home  /  Berita  /  Kalimantan Barat

Kebakaran Lahan dan Hutan Meningkat, BNPB Kerahkan 8 Heli Dan 4 Pesawat di 6 Provinsi Termasuk Riau

Kebakaran Lahan dan Hutan Meningkat, BNPB Kerahkan 8 Heli Dan 4 Pesawat di 6 Provinsi Termasuk Riau
Ilustrasi. (net)
Rabu, 24 Agustus 2016 11:10 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Bulan September adalah periode puncak kemarau di Indonesia. Dan biasanya, bulan September juga merupakan puncak dari jumlah hotspot atau puncak panas kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Saat ini, periode hotspot terbanyak dari karhutla ada di Sumatera dan Kalimantan selama Agustus hingga Oktober dengan puncak September.

Mengantisipasi bencana asap akibat karhutla, maka enam provinsi telah menetapkan status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan yaitu Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

Periode siaga darurat karhutla masing-masing provinsi adalah Riau (1/3-30/11), Jambi (27/7-14/10), Sumsel (7/3-30/11), Kalbar (1/6-1/9), Kalteng (11/7-8/10), dan Kalsel (15/8-15/11). Gubernur Kalbar Cornelis bahkan telah menyiapkan perpanjangan masa siaga darurat karhutla di daerahnya hingga November 2016.

"Adanya status siaga darurat tersebut maka adanya kemudahan akses bagi BNPB dan BPBD untuk menggerakkan potensi sumber daya yang ada. BNPB telah mengerahkan delapan helikopter water bombing, dua pesawat water bombing dan dua pesawat hujan buatan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, Rabu (24/8).

Di Riau ditempatkan tiga heli water bombing, dua pesawat water bombing dan satu pesawat Casa hujan buatan sejak. Total 21,7 juta liter air yang dijatuhkan heli dan pesawat water bombing untuk padamkan karhutla di Riau sejak April hingga sekarang. Sedangkan untuk hujan buatan telah ditaburkan 40 ton garam (NaCl) ke dalam awan-awan potensial dari pesawat Casa.

"Hingga saat ini 2.937 hektar hutan dan lahan terbakar di Riau telah berhasil dipadamkan oleh tim satgas darat. Dan sebanyak 64 kejadian perkara dengan 79 orang tersangka ditangani oleh satgas penegakan hukum pada tahun 2016," ujar Sutopo.

Di Sumsel, BNPB menempatkan dua heli water bombing dan satu pesawat hujan buatan. Di Kalteng ditempatkan dua pesawat heli water bombing, dan di Kalbar ditempatkan satu heli water bombing.

"BNPB sedang mempersiapkan pengiriman satu heli water bombing dan satu pesawat hujan buatan untuk dioperasikan di Kalimantan Barat," sebut dia.

Sutopo menambahkan, penetapan status siaga darurat oleh enam provinsi ini lebih baik jika dibandingkan sebelumnya. Pada tahun 2015, beberapa daerah mengalami keterlambatan penetapan status darurat karhutla sehingga penanganan menjadi tidak optimal. Api karhutla sudah terlanjur besar dan meluas sehingga sulit dipadamkan. (rls)

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/