Abu Ishak Langkawe: Menuntut Ilmu Harus ada Gurunya
SIGLI - Pengurus Rabithah Thaliban Aceh (RTA) Kabupayen Pidie mengadakan pengajian rutin dan zikir setiap bulan di Masjid Agung Al Falah, Sigli. Pengajian dan zikir itu diisi oleh para ulama kharismatik Aceh.
”Alhamdulilllah, pengajian ini merupakan agenda rutin setiap bulan yang telah lama kami rintis dan mendapat sambutan yang sangat luar biasa dari masyarkat,” ujar Rais Am RTA Pidie Teungku Ahyar M Gade melalui siaran pers kepada GoAceh, Kamis (1/9/2016) malam.
Sementara pada pengajian tadi malam atau malam Jumat, tema diusung tentang pentingnya menuntut ilmu agama dan berguru serta kelebihan bulan Zulhijjhah. Pengisinya adalah Abu Ishak Langkawe.
Ulama kharismatik Abu Langkawe itu memaparkan secara detail tentang penting menuntut ilmu dan berguru. Ilmu itu akan menuntut seseorang untuk membentuk akhlak yang mulia.
“Allah sangat memuliakan orang yang berilmu. Dengan ilmu kita bisa melaksanakan amal ibadah dengan sempurna. Kewajiban menuntut ilmu itu harus ada gurunya sebagai pembimbing (mursyid),” papar pimpinan Dayah Baldatul Mubarakah, Kembang Tanjung, Pidie tersebut di hadapan seribuan jemaah berhadir.
Sebagaimana diungkapan oleh Abu Yazid Al Bustamiy, “Bahwa seorang yang tidak memiliki susunan guru dalam bimbingan agamanya, tidak ragu lagi niscaya gurunya adalah syaitan.”
Abu Ishak menambahkan seorang penuntut ilmu tanpa sanad keilmuannya yang berantai hingga kepada Rasulullah bagaikan orang yang ingin naik ke atap rumah tanpa tangga. Abu Ishak mengutip perkataan Imam Asy Syafi’i ra, “Barangsiapa yang bertafaqquh (coba memahami agama) melalui isi kandungan buku-buku, maka dia akan menyia-nyiakan hukum (kefahaman sebenar-benarnya).”
Di di akhir pengajian rutin tersebut, Abu Langakwe menjelaskan tentang fadhilah atau kelebihan 10 awal Zulhijjah, dengan memperbanyak puasa sunat, bersedekah dan lainnya.
Ibadah yang dikerjakan pada 10 awal pertama sangat besar pahalanya sesuai dengan hadist Nabi, “Tidak ada satupun amalan yang lebih bagus dan lebih besar pahalanya disisi Allah ‘azza Wa Jalla dari pada amalan kebaikan yang dikerjakan di sepuluh hari bulan berkurban (dzulhijjah).” Beliau ditanya, “Tidak juga jihad fi sabilillah?” beliau menjawab, “Tidak juga jihad fi sabilillah kecuali seseorang yang keluar dengan membawa jiwa dan hartanya dan tidak ada satupun yang kembali darinya.
Editor | : | Kamal Usandi |
Kategori | : | GoNews Group, Pendidikan |