Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
Olahraga
24 jam yang lalu
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
2
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
Olahraga
10 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
3
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
Olahraga
11 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
4
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
Olahraga
5 jam yang lalu
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
5
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
Olahraga
5 jam yang lalu
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
6
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Olahraga
4 jam yang lalu
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Pasir Pengaraian Hasilkan Madu Lebah Apis Cerana Berkualitas, Begini Cara Mengembangbiakkannya

Pasir Pengaraian Hasilkan Madu Lebah Apis Cerana Berkualitas, Begini Cara Mengembangbiakkannya
Kamis, 08 September 2016 23:10 WIB
PASIR PENGARAIAN - Pasir Pengaraian memiliki banyak potensi ekonomi yang masih perlu digali dan dikembangkan. Salah satunya dari budidaya lebah madu jenis Apis Cerana yang sudah dikembangkan sejak tahun 2012 dan kini menjadi primadona madu lebah berkualitas di Riau.

Kehadiran PT Sumatera Sylva Lestari (PT SSL) di Estate Pasir Pengaraian yang melakukan penanaman acacia mangium ternyata bukan musibah bagi warga. Pasalnya, lebah madu Apis Cerana ternyata menjadikan bunga dan ketiak daun acacia mangium sebagai makanan pokok, karenanya tak heran jika lebah madu jenis ini berkembang biak dengan sangat baik.

Dengan karakter lebah madu yang tidak mudah hijrah, mereka bersarang di areal tertutup membuat apis cerana sangat mudah di temui dalam lubang-lubang kayu, sudut-sudut rumah, bahkan semua barang-barang yang bervolume yang terletak lama. Bahkan barang seperti ember, ban bekas, drum, tangki BBM, knalpot kendaraan tidak luput dari invansi lebah apis cerana untuk membuat sarang di dalamnya.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/09092016/madu9jpg-5126.jpg

Program sosialisasi budidaya lebah madu sudah dilakukan oleh perusahaan dan Pusdiklat Dishut pada 13 Juli 2012. Saat itu digelar pelatihan pembudidayaan lebah madu jenis apis cerana melalui program community development (CD) kepada masyarakat sekitar areal konsesi dalam pengelolaan. Diawal sosialisasi ada beberapa kolompok tani yang ikut seperti Master Jaya dari Desa Pasir Jaya Kecamatan Rambah Hilir, Kelompok Masra Jaya serta Mandiri Jaya dari Desa Rambah Jaya Kecamatan Bangun Purba. Dan salah satu kelompok, yakni Master Jaya akhirnya berkembang menjadi Kelompok Tani Hutan (KTH).

Bagaimana cara membudidayakan dan mengembangbiakkan lebah madu apis cerana? Berikut teknik yang dilakukan para kelopok tani Master Jaya Binaan PT SSL Pasir Pengaraian.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/09092016/madu1jpg-5133.jpg

Pengenalan Koloni

Dalam koloni lebah terdapat ratu, pejantan dan pekerja. Koloni lebah dikatakan sehat dan kuat jika terdiri dari 1 ekor ratu produktif, ratusan pejantan dan ribuan pekerja. Ratu lebah berperan sebagai penghasil telur (jantan maupun betina) setelah melakukan perkawinan dengan beberapa pejantan.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/09092016/madu3jpg-5132.jpg

Mengatur dan menyatukan koloni

Pejantan berperan untuk mengawini ratu lebah dan tidak bisa mencari pakan. Sehingga bila musim perkawinan berlalu pejantan akan diusir bahkan dibunuh oleh lebah pekerja. Lebah pekerja berperan melakukan semua pekerjaan untuk keperluan koloni kecuali reproduksi. Tugasnya dimulai dari dalam sarang berupa membuat sarang, membersihkan sarang, memberi makan ratu dan anakan dan menjaga sarang. Dan diakhiri di luar sarang yakni mencari pakan berupa nectar sebagai bahan baku madu dan tepung sari sebagai bahan baku pollen.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/09092016/madu4jpg-5131.jpg

Perangkap koloni

Perangkap koloni berupa glodok yang terbuat dari batang pohon kelapa. Proses penyiapan glodok dilakukan dengan cara sederhana. Potong batang kelapa sepanjang + 40 cm, belah secara simetris lalu bersihkan isi dalamnya, bakar bagian dalam sampai berubah warna kehitam-hitaman. Satukan kembali dua bagian belahan batang tersebut lalu tutup bagian depan dan belakang dengan papan. Buat lubang setinggi 5 mm sebagai pintu keluar masuk pada kedua papan. Dalam peletakannya perangkap koloni di pasang secara menggantung dengan memberikan tali pada kedua ujung glodok dan pilih lokasi yang teduh serta banyak lebah pekerja yang mencari makan disana.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/09092016/madu5jpg-5130.jpg

Penangkaran dalam kotak sarang

Kotak atau Stup penangkaran terbuat dari papan kayu yang tidak berbau menyengat. Pastikan papan dalam kondisi kering. Kotak penangkaran terdiri dari tutup, badan dan alas. Ukuran kotak 45 cm x 25 cm dengan tutup atas dilapisi seng. Isi kotak terdiri 9 sampai 10 bingkai yang di beri kawat di tengah sebagai penahan sarang. Untuk keleluasaan pergerakan koloni dalam sarang sebaiknya menyisakan ruang kosong antara bingkai dengan tutup 5 mm dan antara bingkai dengan alas juga 5 mm. Sedangkan jarak antar bingkai dibuat 8 mm. Buatkan pintu untuk keluar masuk setinggi 5 mm di mulai dari alas.

Dalam pemindahan koloni dari glodok ke kotak penangkaran, pastikan sarang yang ada dalam glodok sudah berisi madu dan anakan ( + 20 hari masuk ke glodok). Untuk mengurangi resiko hijrah dari koloni pastikan glodok juga sudah terpasang di lokasi penggembalan lebih dari 1 minggu. Dengan indikasi koloni sudah normal aktif keluar masuk glodok untuk mencari makan.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/09092016/madu6jpg-5129.jpg

Pemindahan koloni dari glodok ke kotak di mulai dengan menempatkan sisiran sarang yang ada dalam glodok ke dalam bingkai-bingkai. Sarang lebah ditempelkan pada bingkai dengan posisi madu di atas lalu toreh sarang yang menempel pada kawat agar kawat bisa masuk ke dalam sarang dan berfungsi sebagai penahan lalu pasangkan karet gelang 1 sampai 2 buah untuk memperkokoh posisi sarang dalam bingkai. Susun sarang berurut dari tepi ketengah. Lalu di ikuti dengan pengangkatan koloni dari glodok ke kotak dengan memakai tangan. Jika dapat ditemukan ratu lebih dulu dan dimasukkan ke dalam kotak maka akan memudahkan pemindahan koloni karena koloni akan mengikuti ratunya kedalam kotak. Tutup kotak lalu tempatkan kotak di posisi awal glodok.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/09092016/madu7jpg-5128.jpg

Penempatan koloni di areal penggembalaan

Penempatan koloni di lokasi penggembalan harus di lokasi yang sumber pakannya banyak seperti tanaman acacia mangium, dekat dengan sumber air bersih, ternaungi dari sinar matahari langsung, bebas dari asap dan sumber bau yang menyengat serta usahakan lokasi tidak di pinggir jalan raya.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/09092016/madu8jpg-5127.jpg

Penanganan Hama

Hama yang sering menyerang lebah apis cerana adalah kecoak, cicak, semut, tawon kepala, dan ulat pemakan lilin (telur dari ngengat). Dengan melakukan pemeriksaan mingguan akan dapat mengidentifikasi secara dini serangan hama. Serangan cicak, kecoak dan semut tidak terlalu signifikan karena aktual masih bisa hidup berdampingan di dalam kotak. Serangan tawon kepala di antisipasi dengan menemukan dan memusnahkan sarangnya. Sedangkan serangan ulat pemakan lilin di antisipasi dengan selain pemeriksaan mingguan dan segera singkirkan dan musnahkan sarang yang teridentifikasi terserang juga memperkecil pintu masuk agar cukup untuk lebah saja. Sehingga ngengat tidak dapat masuk dan bertelur di sarang.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/09092016/madu1jpg-5133.jpg

Panen

Panen dilakukan pada saat madu dalam sarang sudah dalam kondisi tertutup lilin lebah, yang berarti kadar air dalam madu sudah di bawah 22 %. Biasanya untuk panen perdana dilakukan dalam masa lebih dari 1 bulan semenjak koloni di pindahkan ke kotak, untuk memastikan koloni sudah sehat dan kuat, dan sarang lebah rata-rata sudah memenuhi permukaan bingkai. Panen di lakukan dengan dua cara yaitu memotong langsung sarang yang berisi madu. Sarang madu hasil potong langsung dilanjutkan dengan pencacahan dan penirisan tanpa diperas.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/09092016/madu10jpg-5125.jpg

Cara kedua dengan menggunakan ekstraktor yaitu sarang lebah dalam bingkai yang berisi madu di kupas permukaannya lalu putar dalam ekstraktor untuk mengeluarkan madunya. Kelebihan pemanenan dengan menggunakan ekstraktor adalah lebah tidak lagi membuat sarang baru untuk meletakkan madu. Madu dapat langsung ditempatkan pada sarang yang kosong setelah dipanen. Sehingga waktu untuk panen selanjutnya akan lebih cepat.

Pasca Panen

Untuk madu yang kadar airnya sudah dibawah 22% bisa langsung di kemas, sedangkan kadar airnya di atas 22% dilakukan penurunan kadar air terlebih dahulu dalam mesin penurun kadar air madu. Alat ini merupakan bantuan dari Dinas Kehutanan yang diberikan kepada KTH Master Jaya. Untuk menjaga kualitas madu dalam penyimpananya, madu diletakkan dalam ruangan yang suhu udaranya 28oC – 33oC. dengan penanganan pasca panen yang baik dapat menjaga umur madu lebih dari 2 tahun.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/09092016/madu11jpg-5124.jpg

Pemasaran

Pada saat ini pemasaran madu dilakukan melalui satu pintu yaitu KTH Master Jaya bekerjasama dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rokan Hulu maupun Bakorluh Provinsi Riau selalu ada permintaan pengiriman madu setiap bulannya disamping pembeli yang langsung datang ke lokasi. ***

Editor:Hermanto Ansam
Kategori:Ekonomi, Umum, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/