Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
24 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
2
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
24 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
3
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Olahraga
19 jam yang lalu
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
4
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
7 jam yang lalu
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
5
Cetak Sejarah Baru, Timnas U 23 Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23
Olahraga
18 jam yang lalu
Cetak Sejarah Baru, Timnas U 23 Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23
6
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
Olahraga
6 jam yang lalu
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
Home  /  Berita  /  Politik

Mahasiswa Hukum Unsyiah Berdemo di Bundaran Tugu Pena

Mahasiswa Hukum Unsyiah Berdemo di Bundaran Tugu Pena
Aksi mahasiswa BEM Fakultas Hukum Unsyiah di Bundaran Tugu Pena, Simpang Mesra, Banda Aceh, Jumat (28/10/2016) [Ist]
Jum'at, 28 Oktober 2016 13:44 WIB
Penulis: Hafiz Erzansyah
BANDA ACEH - Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, hari ini 28 Oktober, mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)‎ Fakultas Hukum Unsyiah, berdemo di Bundaran Tugu Pena, Simpang Mesra, Banda Aceh, Jumat (28/10/2016).

Koordinator Aksi Lapangan, Riko Sukrevi mengatakan, aksi ini digelar untuk menggugat pemuda dan mengimbau seluruh pemuda di Aceh untuk melihat segala persoalan di Aceh. "Jangan cuma diam, persoalan kita masih banyak dan menumpuk dan mencari solusi bersama," ‎ujarnya dalam aksi.
 
 
Ia menilai, saat ini pemuda Aceh memiliki rasa apatisme yang besar karena ketidakpeduliannya terhadap permasalahan yang ada. "Sekarang banyak sistem yang sudah ada di negara kita, khususnya Aceh ini yang mengekang pemuda untuk bersuara. Padahal, pada 1928 dulu ketika pemuda mengikrarkan sumpahnya, Soekarno dan kawan-kawan menggerakan suara pemuda lainnya untuk menerapkan sistem terbuka pada para pemuda untuk lebih bersuara dan berdemokrasi," jelasnya.
 
 
‎Riko berharap, khususnya kepada para pemuda dan mahasiswa untuk bangkit. "Mari kita bersuara, melihat, mengkaji segala persoalan yang ada, sehingga substansial segala persoalan di Aceh ini kita dapat," tambahnya.
 

Editor:Kamal Usandi
Kategori:Politik, Pendidikan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/