Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
15 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
16 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
15 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
17 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
5
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
15 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
6
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Olahraga
15 jam yang lalu
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Indonesia dalam Keadaan Bahaya yang Sangat Serius, "Gerakan Timur Indonesia Menggugat" Siap Pertahankan NKRI

Indonesia dalam Keadaan Bahaya yang Sangat Serius, Gerakan Timur Indonesia Menggugat Siap Pertahankan NKRI
Ketua GITM, Benny Rhamdani saat ditemui di ruang kerjanya. (Muslikhin/GoNews)
Kamis, 17 November 2016 20:52 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Dinamika politik nasional yang memanas dalam kurun waktu satu bulan terakhir, secara tidak sadar telah memunculkan wajah kelompok dan kekuatan politik yang mencoba bermain di air keruh dan mengambil keuntungan dari situasi tersebut.

Para kelompok ini sengaja mengambil keuntungan besarnya dari situasi politik yang tensinya semakin memanas. Hal ini diungkapkan Ketua Gerakan Timur Indonesia Menggugat (GTIM) Benny Rhamdani saat berbincang dengan GoNews.co, Kamis (17/11/2016) di kawasan Casablanca Jakarta Pusat.

"Kelompok politik tersebut jelas sebagai penumpang gelap. Kelompok itu memiliki agenda tersendiri dengan mengusung Ideologi 'Tandingan' dari Ideologi negara yaitu Pancasila," tegas Benny.

Masih kata Benny, dirinya juga mewanti-wanti agar waspada dengan kelompok ini. Karena baginya kelompok tersebut tidak hanya sekedar menjadi gangguan bagi situasi politik nasional dan Ancaman bagi Kebhinekaan, tapi juga secara nyata merongrong eksistensi NKRI dan Integrasi Nasional.

"Negara yang direpresentasi oleh Pemerintahan Konstitusional Jokowi-JK, dimana kita tahu pasangan ini merupakan pemimpin yang mendapatkan mandat politik secara demokratis dan kuat dari rakyat Indonesia, dengan dukungan TNI Polri. Untuk itu kita harus melihat ini sebagai masalah serius dan ancaman yang bisa menjadikan negara runtuh dan bubar," tegasnya lagi.

Untuk itu katadia, Pemerintah harus berani mengambil tindakan tegas atas nama negara dan rakyat, guna menghadapi dan menghabisi kelompok maulun kekuatan politik penumpang gelap yang anti pemerintah dan anti Pancasila tersebut.

"Seluruh komponen yang ada, harus menjadi kekuatan rakyat yang setia dengan Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Ini harus segera dikonsolidasikan, guna membantu Pemerintah. TNI/Polri juga harus siap mengangkat panji-panji merah putih apapun situasi dan kondisinya, mereka harus siap ketika negara memanggil," bebernya.

Dengan demikian kata Benny, Gerakan Timur Indonesia Menggugat(GTIM) sebagai wadah gerakan rakyat di wikayah Indonesia Timur yang selama ini concern memperjuangkan kesetaraan harkat dan martabat rakyat serta kesejahteraan daerah Indonesia Timur dalam bentuk keadilan kebinakan politik pembangunan dan anggaran Pemerintah Indonesia ke daerah, bertekad akan mempertahankan NKRI dan dengan cara apapun.

"Kita siap pertahankan kedaulatan NKRI. Kita juga siap memberi dukungan penuh kepeda pemerintahan Jokowi-JK. Meskipun kebijakan Politik Pembangunan dan anggarannya belum sepenuhnya menunjukan tanda-tanda positif keberpihakannya kepada wilayah Indonesia Timur. Tapi tetap kita akan fokus memperjuangkannya," tandas Benny yang juga menjabat Wakil Ketua GP Ansor ini.

Gerakan para penumpang gelap ini kata Benny, secara nyata juga selain anti NKRI dan Pancasila, secara otomatis juga berupaya untuk menggagalkan segala bentuk agenda politik pembangunan dan Anggaran ke Wilayah Timur Indonesia.

"Siapa berani menggagalkan pembangunan Indonesia Timur, kamilah lawannya," pungkas Benny yang saat ini juga duduk sebagai wakil DPD asal Sulut di Parlemen Senayan. ***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/