Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
21 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
2
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
22 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
3
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Olahraga
16 jam yang lalu
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
4
Cetak Sejarah Baru, Timnas U 23 Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23
Olahraga
16 jam yang lalu
Cetak Sejarah Baru, Timnas U 23 Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23
5
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
4 jam yang lalu
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
6
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
Olahraga
4 jam yang lalu
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Pertanyakan Kemajuan Kesehatan, DPD RI 'Kuliti' Menkes Nila Moeloek

Pertanyakan Kemajuan Kesehatan, DPD RI Kuliti Menkes Nila Moeloek
Suasana RDP di DPD Ri. (istimewa)
Senin, 19 Desember 2016 19:37 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Komite III DPD RI menggelar rapat kerja dengan Menteri Kesehatan Nila Moeloek di Gedung DPD. Pada kesempatan ini DPD ingin meminta kejelasan terhadap pemerintah terkait permasalahan kebijakan pendidikan dokter layanan prima (DLP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) hingga penyakit menular.

Dalam rapat tersebut, Niela Moelek "di kuliti" alias dicecar berbagai pertanyaan. Ketua Komite III Hardi Selamat Hood mengatakan saat ini telah terjadi polemik terkait DLP, pengedaran obat, KIS, JKN, dan narkoba. Hal tersebut yang kini mendera di berbagai daerah. "Kita berharap Menkes bisa menjelaskan hal itu," ucapnya saat membuka RDP di Gedung DPD, Jakarta, Senin (19/12/2016).

Menurutnya, persoalan tersebut juga dialami di daerahnya yaitu Batam. Batam sangat menarik untuk di bahas. "Kita memandang perlu untuk segera diatasi karena ini menyangkut kualitas sumber daya manusia. Dengan hidup sehat hal ini juga menjadikan kualitas bangsa yang bermutu," ujar senator asal Kepulauan Riau itu.

Dikesempatan yang sama, Menkes Nila Moeloek menjelaskan program DLP memang belakang ini menimbulkan berbagai polemik. Tentunya sebagai pemerintah, program ini tetap dilaksanakan. "Karena bagaimanapun misi dan visi Presiden Joko Widodo dalam Nawacita ingin mewujudkan Indonesia sehat," lontar dia.

Nila menambahkan, dengan program itu pemerintah menginginkan masyarakat yang sehat. Untuk itu mindset masyarakat harus didukung dengan layanan kesehatan seperti akses dan mutu. "Kita harus merubah mindset masyarakat agar bisa hidup sehat," harapnya.

Terkait JKN, Nila menilai JKN telah memberikan layan kesehatan bagi kalangan yang kurang mampu. Untuk itu harus diutamakan kesehatan dalam pembangunan. Terutama dalam penguatan layan kesehatan dimana harus melihat sistem pelayanan khususnya di Indonesia. "Terutama dalam sistem rujukan dan peningkatan mutu. Maka asuransi yang bersifat gotong-royong ini sangat diperlukan," tutur dia.

Ia juga membenarkan bahwa memasuki era saat ini penyangkit tidak menular kian pesat. Salah satunya diabetes mellitus (kencing manis). Tentunya penyakit ini menjadi ancaman bagi Indonesia. "Penyakit ini kurang lebih 24 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Kita bisa melihat bukan hanya di perkotaan tapi d pedesaan," jelas Nila.

Sementara itu, Anggota DPD Provinsi Kalimantan Tengah Muhammad Rakhman mengatakan pemerintah harus memperhatikan dari hulu. Memang masyarakat harus diberikan penyuluhan hidup sehat. "Pemerintah harus memberikan penyuluhan terkait hidup sehat ke masyarakat," tandasnya.

Selain itu, Anggota DPD Provinsi Nusa Tenggara Barat Baiq Diyah Ratu Ganefi mempertanyakan apalakah DLP itu setara dengan spesialis. Jika itu setara dengan spesialis, bagimana nasib para calon dokter yang sedang mengikuti kuliah kedokteran. "Karena pemerintah telah membuka program studi dokter DLP di 13 universitas yang akreditas A. Bagimana standarisasinya," tukasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/