Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
7 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
2
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
7 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
3
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
4 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
4
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
3 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
5
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
2 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
6
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Olahraga
2 jam yang lalu
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Profil Ketua DPRD Kabupaten Indragiri Hulu Miswanto SE

Luar Biasa, Penggembala Kambing dan Anak Buah 'Toke' Ayam Ini Masa Kecil dan Mudanya 'Bergelimang' Kesusahan, Tapi Akhirnya Jadi Ketua DPRD

Luar Biasa, Penggembala Kambing dan Anak Buah Toke Ayam Ini Masa Kecil dan Mudanya Bergelimang Kesusahan, Tapi Akhirnya Jadi Ketua DPRD
Miswanto saat turun ke tengah masyarakat.
Jum'at, 30 Desember 2016 07:25 WIB
Penulis: Jefri Hadi
SIAPA sangka dan siapa yang akan menduga bila seorang penggembala kambing akan menjadi seorang pejabat publik. Dan demi menghindari biaya kos, dia juga pernahbekerja sebagai pemelihara ayam bangkok milik bapak dan ibu pemilik rumah tempat dirinya tinggal.

Dialah, Miswanto SE, Ketua DPRD Indragiri Hulu periode 2014-2019. Bahkan, setelah menamatkan SMEA (Sekolah Menengah ekonomi Atas) yang saat ini bernama SMK, dirinya juga harus rela menjadi seorang penjual kacang sanghai atau sekarang bernama kacang atom garuda. Satu kata yang terbesit dalam pikirannya saat itu, ''Saya harus mampu menjadi orang yang berhasil''.

Begitulah perjalanan hidup Ketua DPRD Kabupaten Indragiri Hulu Miswanto SE. Dengan dasar kemandirian dan kerja keras yang ditanamkan orangtuanya sejak kecil, Miswanto saat ini menjadi pucuk pimpinan di lembaga legislatif Inhu.

Politisi Partai Golkar yang berumur 44 tahun itu, terlahir dari keluarga miskin pasangan Supini dan ibu Kajinah, tepatnya pada 4 Desember 1972 di Desa Timahan, Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur.

Miswanto mengawali pendidikan di SDN 03 Timahan, lulus tahun 1989 dan melanjutkan ke SMPN 1 Kecamatan Kampak, lulus tahun 1991 serta SMEA di Kecamatan Ponggalan Kabupaten Trenggalek Jawa Timur dan lulus pada tahun 1994. Miswanto merupakan anak bungsu dari 6 bersaudara dengan 5 orang kakak permpuan.

Perjalanan yang Berliku

Sejak beranjak usia 6 tahun, Miswanto telah dididik untuk menjadi anak yang mandiri. Walau anak bungsu dan anak laki-laki satu-satunya, Miswanto tidak kenal dengan yang nama manja. ''Saya terlahir dari keluarga miskin, sehingga saya tidak merasa bagai mana yang namanya dimanja. Penghasilan sehari-hari orangtua hanya cukup untuk makan kami segeluarga,'' ungkap Miswanto.

Sejak berumur 6 tahun, dirinya sudah mengembala kambing, walaupun kambing orang, dirinya melakoni hal itu dengan penuh tanggungjawab. Bahkan, hasil bagi hasil dari penjualan kambing tersebut, ia gunakan untuk membantu orangtuanya.

''Dari mengembala kambing, saya bisa melanjutkan sekolah ke tingkat SMP. Saat itu, ekonomi keluarga tengah morat-marit, jangankan untuk membeli seragam, tas, buku dan sepatu sekolah, untuk makan saja kami susah, tak jarang saya puasa. Disamping dapat pahala, memang yang akan dimakan itu yang tidak ada," tuturnya.

https://www.gonews.co/assets/imgbank/30122016/gonewsco_vba42_45.jpg

Sehingga lanjut Miswanto, untuk membeli kebutuhan sekolah itu, dirinya harus menjual kambing hasil pembagian dari pemilik. ''Untuk beli seragan dan kebutuhan sekolah, saya harus menjual dua ekor kambing, anak dan induknya. Apalagi, dari keluarga besar saya, hanya saya yang melanjutkan ke tingkat SMP dan SMEA (SMU sederajat). Karena kami tinggal di desa, jadi pemikiran orangtua saat itu sekolah bukanlah hal penting,'' terangnya.

Selama tiga tahun di SMP, Miswanto mendapatkan ibu kos yang baik, bahkan dianggap seperti anak sendiri. Sebagai bentuk pengabdian dirinya, sepulang dari sekolah, Miswanto membantu memelihara ayam bangkok milik orangtua angkatnya itu.

''Setiap pagi dan pulang sekolah, saya mengasih makan ayam-ayam bangkok peliharahaan bapak Lilik Supardi dan ibu Sri (orantua angkatnya). Karena, selain bapak sebagai PNS di kantor BKKBN, peternakan ayam bangkok itu merupakan usaha keluarga mereka,'' terangnya.

Lulus dari SMP, Miswanto melanjutkan sekolah ke SMEA dengan jurusan perkantoran dan dia masih tetap tinggal di rumah orangtua angkatnya itu.

''Jarak sekolah dari tempat kos saya sekitar 12 kilometer. Untuk mencapai sekolah, saya harus bangun lebih awal, sekira pukul 3.30 WIB. Seperti biasa, usai menyiapkan pakan ayam, saya mandi, shalat subuh dan langsung siap-siap untuk berangkat sekolah,'' sambungnya.

''Jika punya uang, saya bisa ke sekolah dengan naik angkot. Jika tidak, saya harus mencari tumpangan sepeda atau numpang truk yang melintas. Kalau tak ada juga saya jalan kaki,'' ungkapnya menuturkan.

Berkat kegigihan dan kelebihan yang dimilikinya, selama menimba ilmu di SMEA, Miswanto banyak mendapatkan kelonggaran dari pihak sekolah, terutama dalam pembayaran uang SPP.

''Alhamdulilah, saya termasuk siswa berprestasi, sehingga banyak kemudahan yang diberikan pihak sekolah. Untuk pembayaran uang SPP, saya hanya dikenakan setengahnya. Dan karena saya cukup berprestasi sebagai atlet lari untuk membela sekolah, saya juga ditarik untuk membela Kabupaten Trenggalek pada iven-iven bergengsi daerah. Sehingga, uang yang saya dapat dari hasil lomba, saya gunakan untuk bayar uang sekolah,'' sambungnya.

Lulus dari SMEA, Miswanto kembali ke kampung halaman untuk kembali membantu orangtua sebagai petani. Tak lama kemudian, Miswanto meninggalkan kampung halaman dan mencoba mengadu nasip di perantauan. Bahkan, sempat terbenak untuk ikut menjadi TKI (Tenaga Kerja Indonesia), namun Allah berkehendak lain sehingga gagal berangkat.

Pergi Merantau

Tepat pada tanggal 19 Juli 1994, Miswanto meninggalkan tanah kelahirannya dan masuk ke Kabupaten Inhu melalui program transmigrasi mengikuti kakak kandungnya yang bernama Wasiati. Mereka tinggal di SP6 yang saat ini bernama Desa Air Putih Kecamatan Lubuk Batu Jaya. ''Saya masuk ke Inhu saat saya berumur 22 tahun,'' terangnya.

Tidak semulus yang dibayangkan, begitu sampai di Inhu, Miswanto harus berjuang untuk membiayai hidup. Ditempat tinggalnya di SP6, Miswanto berdagang menjajakan kacang sanghai atau sekarang bernama kacang atom garuda. Selama berdagang, Miswanto bahkan tinggal di masjid sekaligus menjadi pembina Irmas (Ikatan Remaja Masjid).

Usaha itu tidak berlangsung lama digelutinya, dengan bekal Ijazah SMEA dengan jurusan perkantoran, Miswanto diminta pihak desa untuk membantu menjadi staf KUD (Usaha Tani Mandiri) SP6.

https://www.gonews.co/assets/imgbank/30122016/gonewsco_xlgw4_46.jpgMiswanto dan istri.

Hari demi hari dia lalui, bahkan setelah beberapa tahun kemudian, atas kepercayaan anggota koperasi dan masyarakat setempat, Miswanto akhirnya diangkat menjadi pengurus koperasi tersebut. Tak lama kemudian, dirinya juga dipercaya menjadi manajer KUD itu, tepatnya pada tahun 1998 hingga 2008.

Kehidupan Miswanto mulai menanjak dan akhirnya Miswanto terpikat pada seorang gadis yang bernama Siti Musyarofah. Putri kelahiran Banjar Negara, 7 Desember 1980 itu akhirnya resmi menjadi pendamping hidup Miswanto tepat pada tanggal 12 Juni 1997.

Miswanto saat ini telah dikaruniai tiga orang anak, diantaranya, Adi Mustofa lahir pada tangal 5 Mei 1999, Alif Septian lahir tanggal 6 September 2007 dan Pajar Nur Mahir Aryad lahir pada tanggal 10 Juni 2010. Bersamaan dengan itu, Miswanto juga meraih titel sarjana (Strata 1) Jurusan Ekonomi di STIE Indragiri Rengat, angkatan 2010.

Karir Politik

Begitu keluar dari Manajer KUD Usaha Tani Mandiri, Miswanto memulai karirnya dibidang politik. Dia masuk menjadi PD (Pengurus Desa) Partai Golongan Karya Desa Air Putih dan menempati posisi bendahara. Tepat pada tanggal 15 Maret 2004, Miswanto terpilih menjadi Ketua PK (Pengurus Kecamatan) Partai Golkar hingga saat ini.

Dukungan demi dukungan selama menjadi pengurus partai terus ia dapatkan, pada akhirnya Miswanto memberanikan diri untuk maju pada Pemilu Legislatif tahun 2009 dengan nomor urut 4 daerah pemilihan IV, yaitu Kecamatan Lirik, Pasir Penyu, Sei Lala dan Lubuk Batu Jaya.

Saat itu, Miswanto mendapatkan ujian, dirinya gagal duduk di legislatif. Kendati gagal, dirinya tetap sabar dan tawakal. Alhasil, kesabaran itu membuahkan hasil, akhirnya Miswanto dilantik sebagai anggota DPRD Inhu sebagai PAW (Pengganti Antar Waktu) H Marpoli yang saat itu menjabat sebagai Ketua DPRD Inhu, melanjutkan sisa jabatan periode 2009-2014.

Tak sampai disitu, pada Pemilu Legislatif 2014, Miswanto kembali mencalonkan diri untuk menjadi wakil rakyat dari daerah pemilihan yang sama yaitu Dapil IV dan dari partai yang sama yaitu Partai Golkar dengan nomor urut I. Alhasil, Miswanto berhasil mendulang suara rakyat dan terpilih mebagai anggota DPRD Inhu periode 2014-2019.

Tak tanggung-tanggung, Miswanto juga dipercaya oleh Partai Golkar untuk menjabat Ketua DPRD Inhu. ''Tak pernah terpikir dalam benak saya untuk menjadi Ketua DPRD, tapi itulah kuasa Illahi yang kita tidak pernah tahu dalam menentukan jalan hidup seseorang,'' tambahnya.

''Namun demikian, pencapaian semua ini tentunya tidak terlepas dari usaha dan kerja keras serta doa. Baik doa dari kedua orangtua maupun doa anak dan istri saya. Karena bagi saya, antara doa ibu dan doa istri itu sama pentingnya dalam karir saya, mereka adalah wanita-wanita terhebat yang selalu ada untuk saya,'' pungkasnya. ***

Kategori:Riau, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/