KSRS Kembali Selenggarakan Kenduri Puisi Riau VI di Kabupaten Kuansing

PEKANBARU - Kenduri Puisi Riau VI yang akan berlangsung pada 25-26 Februari 2017 akan berlangsung di Desa Tanjung Pauh, Kecamatan Singingi Hilir. Desa ini menjadi lokasi pilihan oleh Komunitas Seni Rumah Sunting (KSRS) Pekanbaru kali ini.

Niat KSRS yang berkolaborasi dengan Pemuda Pencinta Alam (Papala) Padang Sawah, Kamparkiri ini juga disambut baik Camat Singingi Hilir Hazrianto, S.Sos, usai pertemuan dengan KSRS dan Papala Padang Sawah di kantornya kemarin.

"Apa yang dilakukan Rumah Sunting berupa Kenduri Puisi sangat bagus. Kegiatan seni dan sastra seperti ini harus didukung. Insyaallah saya datang dan turut membaca puisi," ungkap Camat yang hari itu juga menerima buku puisi dari Pimpinan KSRS Kunni Masrohanti.

Kenduri Puisi VI yang pertama di tahun 2017 ini mengangkat tema Dua Sungai Dua Muara yang melambangkan pertemuan dua muara sungai yakni sungai Singingi di Kabupaten Kuansing dan sungai Subayang di Kabupaten Kampar, tepatnya Desa Lipatkain.

Tidak heran jika kegiatan ini sebenarnya tak hanya difokuskan di Tanjung Pauh. Salah satu rentetan kegiatan Kenduri Puisi, yakni Wisata Puisi dilaksanakan di Pulau Kapuk, Padang Sawah dan di lokasi pertemuan dua muara tersebut di Kamparkiri, Kabupaten Kampar. Antara Kampar Kiri dengan Singingi Hilir, merupakan kecamatan terluar masing-masing kabupaten dan saling berdekatan.

Pimpinan KSRS Pekanbaru Kunni Masrohanti menyebutkan, Kenduri Puisi diwarnai dengan berbagai kegiatan. Antara lain, bincang puisi, menulis puisi, wisata puisi, tepat puisi dan malam puncak yang diramaikan pementasan puisi dalam berbagai rupa.

Tidak hanya pembacaan puisi oleh penyair dan masyarakat, tapi juga musikalisasi puisi, visualisasi puisi dan berbagai kesenian lokal juga dimunculkan semua. Sedangkan peserta yang hadir dalam kegiatan ini, selain penyair dan seniman, juga tokoh masyarakat dan pejabat setempat seperti camat, kepala desa, ninik mamak, tokoh pemuda dan masih banyak lainnya.

"Pertemuan muara Sungai Singingi Hilir dan Sungai Subayang, sangat menarik perhatian kami. Di sini semua peserta Kenduri Puisi akan membaca puisi selain di Kantor Desa Tanjung Pauh dan Pulau Kapuk Padang Sawah yang akan dihadiri masyarakat dan pejabat setempat," ujar Kunni.

Masing-masing perwakilan, katanya, akan membacakan puisi. Peserta kenduri yang datang dari Pekanbaru dan dari berbagai komunitas seni dan sastra, juga telah mempersiapkan penampilan masing-masing, termasuk masyarakat dengan kesenian lokalnya juga akan tampil.

"Semoga kelembutan puisi bisa membangkitkan semangat yang beku, bisa mendekatkan yang jauh, bisa mengingatkan yang salah, bisa menjadi jembatan silaturahmi dan bisa menjadi karya yang luar biasa, juga merekam jejak sejarah masa lalu atau masa kini yang juga akan menjadi sejarah di masa mendatang," lanjutnya.

Kepala Desa Tanjung Pauh, Hajrul Alhajji yang juga telah bertemu dengan KSRS dan Papala Padang Sawah, juga bersiap dengan rencana Kenduri Puisi tersebut. "Apa yang bisa kami bantu, kami bantu. Tapi memang harus ditonton masyarakat. Penampilan puisi atau Kenduri Puisi ini hal yang unik, masih sedikit asing di telinga kami. Jadi kalau masyarakat tak banyak, sayang. Harus banyak warga yang datang. Makanya kami atur sedemikian rupa. Rencananya panggung kami buat di halaman kantor desa," jelas Hajrul pula.

Rumah Suntingi berkolaborasi Pemuda Pencinta Alam (Papala) Padang Sawah, Kamparkiri yang dipimpin Kasmono. Begitu juga dengan Kenduri puisi berikutnya yang dilaksanakan dua bulan sekali di tempat dan kabupaten yang berbeda. Perubahan ini, kata Kunni, memang menjadi tujuan dilaksanakannya Kenduri Puisi.

"Kalau bisa, setiap tahun semua kabupaten melaksanakan Kenduri Puisi ini. Terserah, boleh oleh pemerintah, dewan keseniannya atau komunitas-komunitasnya saja. Jadi tidak harus Rumah Sunting lagi," sambung Kunni.

Selain Rumah Sunting dan Papala Padang Sawah, berbagai komunitas juga memastikan hadir dalam kegiatan ini. Di antaranya, Laskar Penggiat Ekowisata (LPE) Riau Pekanbaru, Sanggar Sendayung Lipatkain, Bengkel Seni Lipatkain, Musikalisasi Gendul Pekanbaru, Community Pena Terbang (Competer) Pekanbaru, Konkow Nulis Pekanbaru, Kelana Riau Pekanbaru dan beberapa lainnya.

Baca Juga: Lomba Baca Puisi oleh Kemas Kepulauan Meranti Diikuti 90 Peserta, Ini Jadwalnya

Pimpinan Papala Padang Sawah, Kasmono, mengaku senang bisa berkerjasama dengan Rumah Sunting. "Dengan keterbatasan, kesederhanaan yang kami miliki dan Rumah Sunting miliki, kami bertekad melaksanakan Kenduri Puisi ini. Senang sekali sebagian acaranya dilaksanakan di Pulau Kapuk, Pulau kebanggaan desa kami. Kami harus dukung. Kami siap berkolaborasi. Sebisa-bisanya. Meski iuran, itulah kami, itulah Rumah Sunting. Namanya juga kenduri, harus dilaksanakan bersama," beber Kamono.***