Waduh, Dua Tokoh Papua Ini Tak Kompak Soal PT Freeport
Penulis: Muslikhin Effendy
Michael menyatakan pada dasarnya saat itu PT Freeport sudah akan membangun smelter yang merupakan amanat Undang-Undang No. 4/2009 tentang Minerba.
"Freeport sudah anggarakan 2,3 miliar dolar Amerika untuk bangun smelter. Mereka juga sudah kerjasama dengan perusahan dekat situ untuk sewa tanah. Sudah mulai kajian-kajian. Uang ada kontraktor juga sudah ada. Tapi berpikiran jika ada perubahan saat pergantian kekuasaan," jelasnya.
Sedangkan Ketua Gerakan Papua Optimis Jemmy Demianus Ijie mengatakan hal berbeda. Menurutnya tidak ada pembangunan Smelter hingga saat ini.
Dengan begitu, PT Freeport sudah melanggar Undang-Undang."Boro-boro bangun Smelter di Papua, fasilitas kesehatan saja tidak pernah tersedia di Papua," tukasnya.
"Bangun rumah sakit rujukan saja tidak ada sampai sekarang ini. Masyarakat harus berobat ke Surabaya, Jogja. Adakah satu saja sekolah unggul dibangun (Freeport) Papua?" sesalnya.
Jemmy akhirnya ikut menyentil soal pernyataan Michael terkait jumlah pekerja papua di dalam PT Freeport. Ia tidak membantah soal jumlah tapi ia menyebut pekerja Papua hanya jadi buruh kasar di tanah sendiri.
"Orang Papua di Freeport hanya sebagai pekerja kasar. Ada beberapa di manajemen, tapi tidak sebanding. Memang banyak orang kerja tapi buruh kasar," ketusnya. ***
Sumber | : | inilah.com |
Kategori | : | GoNews Group, Peristiwa, Ekonomi, Pemerintahan, DKI Jakarta, Papua |