Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Karyawan Gunarso Tancap Gas Siapkan Strategi Ketahanan Pangan di Jakarta
Umum
9 jam yang lalu
Karyawan Gunarso Tancap Gas Siapkan Strategi Ketahanan Pangan di Jakarta
2
Pj Gubernur DKI Canangkan Kampung Siaga TBC
Umum
9 jam yang lalu
Pj Gubernur DKI Canangkan Kampung Siaga TBC
3
Kesit Budi Handoyo Segera Dilantik sebagai Ketua PWI Jaya, Ucapan Selamat Mengalir Deras
Umum
9 jam yang lalu
Kesit Budi Handoyo Segera Dilantik sebagai Ketua PWI Jaya, Ucapan Selamat Mengalir Deras
4
Fabianne Nicole, Miss Universe Indonesia Rilis Single Perdana 'Cinta Yang Salah'
Umum
3 jam yang lalu
Fabianne Nicole, Miss Universe Indonesia Rilis Single Perdana Cinta Yang Salah
5
Afgan Ikut Jadi Bintang Tamu dalam Konser David Foster
Umum
3 jam yang lalu
Afgan Ikut Jadi Bintang Tamu dalam Konser David Foster
6
Presiden NOC Prancis Doakan Timnas U-23 Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
DKI Jakarta
2 jam yang lalu
Presiden NOC Prancis Doakan Timnas U-23 Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Internasional

Siswa dan Siswi Muslim Dipisah dalam Bus Sekolah, PM Swedia Sebut Tindakan Tercela

Siswa dan Siswi Muslim Dipisah dalam Bus Sekolah, PM Swedia Sebut Tindakan Tercela
Perdana Menteri Swedia Stefan Löfven. (republika.co.id)
Minggu, 09 April 2017 09:21 WIB
STOCKHOLM - Perdana Menteri Swedia Stefan Löfven marah dengan kebijakan sekolah Muslim di Swedia yang memisahkan siswa perempuan dan laki-laki dalam bus sekolah.

Peristiwa ini diketahui setelah salah seorang penyiar televisi swasta merekam siswa sekolah dasar di Stockholm yang dikelola Al-Azhar, dimana anak laki-laki terlihat memasuki kendaraan dari depan dan anak perempuan dari belakang.

''Saya rasa ini adalah tindakan tercela. Ini tidak menggambarkan identitas Swedia,'' ujar Perdana Menteri Stefan Löfven seperti dilansir dari laman Independent.

Menurut Stefan Löfven, di Swedia semua siswa menggunakan bus sekolah secara bersama. Tidak peduli apakah ia seorang gadis atau anak laki-laki, wanita atau pria.

Wakil kepala sekolah, Roger Lindquist mengatakan peristiwa ini adalah sebuah kesalahan. Ia menjelaskan kebijakan tersebut bukanlah kebijakan dari manajemen sekolah. ''Setelah melihat videonya, tentu saja saya dan kepala sekolah tidak mendukung,'' katanya.

Sebelumnya, pihak sekolah juga pernah dikritik pada 2016 setelah guru sepakat untuk memisahkan siswa laki-laki dan perempuan dalam pelajaran olahraga.

Pemisahan ini memicu kemarahan. Menteri pendidikan negara itu langsung mengambil tindakan dengan melarang adanya pemisahan bagi anak laki-laki dan perempuan di dalam sebuah kelas.

Meskipun tidak ada statistik resmi Muslim di Swedia, namun diperkirakan jumlah Muslim di Swedia sebanyak 250 ribu orang pada tahun 2000.

Pew Research Center memperkirakan jumlah Muslim di Swedia sebanyak 451 ribu atau 4,9 persen dari total penduduk pada tahun 2010. Angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 993 ribu atau 9,9 persen dari total penduduk pada tahun 2030. ***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:GoNews Group, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/