Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ramai-ramai Kecam Wasit, Baim Wong hingga Raffi Ahmad Suarakan #AFCCurangLagi
Olahraga
16 jam yang lalu
Ramai-ramai Kecam Wasit, Baim Wong hingga Raffi Ahmad Suarakan #AFCCurangLagi
2
Progres Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B di Pekan ke-31 Capai 10,43 Persen
Pemerintahan
15 jam yang lalu
Progres Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B di Pekan ke-31 Capai 10,43 Persen
3
Pejabat DKI Ini Bakal Mundur Sebagai ASN untuk Jadi Bupati Purwakarta
Pemerintahan
16 jam yang lalu
Pejabat DKI Ini Bakal Mundur Sebagai ASN untuk Jadi Bupati Purwakarta
4
Persiapkan Indonesia Hadapi Irak, Shin Tae-yong Optimistis Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
16 jam yang lalu
Persiapkan Indonesia Hadapi Irak, Shin Tae-yong Optimistis Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
5
Aditya Raih Norma GM, Eka Putra Wirya: PB Percasi dan Sponsor Bangga
Olahraga
13 jam yang lalu
Aditya Raih Norma GM, Eka Putra Wirya: PB Percasi dan Sponsor Bangga
6
Target Terpenuhi, Aditya Raih Norma GM di Pertamina Indonesian GM Tournament 2024
Olahraga
14 jam yang lalu
Target Terpenuhi, Aditya Raih Norma GM di Pertamina Indonesian GM Tournament 2024
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Nasional

Kata Konsultan Anies-Sandiaga, Ini 5 Penyebab Kekalahan Ahok-Djarot

Kata Konsultan Anies-Sandiaga, Ini 5 Penyebab Kekalahan Ahok-Djarot
Ahok (tengah) dan Anies (kiri). (liputan6.com)
Sabtu, 22 April 2017 16:28 WIB
JAKARTA - Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno mengungguli pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Demikian hasil real count KPU DKI Jakarta dan quick count sejumlah lembaga survei.

Dikutip dari liputan6.com, Direktur PolMark Indonesia, Eep Saefullah, mengungkapkan, ada lima faktor penyebab kekalahan pasangan nomor urut dua itu di Pilkada DKI.

Pertama, karena pemilih Ahok-Djarot terkarantina. Terkarantina, yang dimaksud Eep, jumlah pemilih Ahok-Djarot yang tidak meningkat di putaran kedua bahkan mengalami penurunan hampir 14 ribu pemilih. Padahal, pasangan petahana itu sudah berhasil merebut suara pemilih Agus-Sylvi.

''Ketika suara agregator tersebut berkurang berarti ada pemilihnya pergi. Jadi itu yang dimaksud dengan terkarantina. Tidak membesar, tidak mengecil. Segitu-gitu saja bahkan berkurang 14 ribuan pemilih,'' tutur Eep di Warung Daun, Cikini, Menteng Jakarta Pusat, Sabtu, (22/4/2017).

Selain itu, kedua, partisipasi pemilih di pilkada putaran kedua ini mengalami peningkatan 1 persen, yaitu dari angka 77 menjadi 78. Angka 1 persen pemilih ini berhasil direbut oleh pasangan Anies-Sandi.

''Kenapa kok suara Basuki-Djarot mengalami penurunan? Ternyata partisipasi di Basuki-Djarot itu justru turun sedangkan partisipasi pasangan Anies-Sandi naik,'' jelas Eep.

Faktor ketiga, kata Eep, hujan sembako yang terjadi di akhir-akhir menjelang pilkada oleh salah satu kubu pasangan calon.

''Saya kok menduga secara kualitatif bahwa hujan sembako itu berfungsi secara negatif untuk pihak yang berkampanye. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, mereka yang membagikan sembako pada masa tenang itu berani menggunakan baju kampanye bahkan ditemani partai,'' ujar Eep.

''Itu cara zaman dulu banget. Sudah, cara kemarin jangan dipakai lagi. Belajar dari itu, lebih baik berkompetensi dengan sehat,'' imbuh konsultan tim pemenangan Anies-Sandi ini.

Faktor keempat, kata Eep adalah di Tempat Pemungutan Suara (TPS) terjadi peningkatan pemilih pada paslon nomor tiga dibandingkan paslon nomor dua, yang tadi tidak seimbang menjadi seimbang.

Selain itu, faktor agama juga menjadi salah satu faktor pemilih Ahok-Djarot mengalami penurunan.

''Namun hanya berkisar 22 persen, selebihnya jumlah pemilih di Jakarta 78 persen memilih dengan alasan lain,'' tandas Eep.***

Editor:hasan b
Sumber:liputan6.com
Kategori:Politik, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/