Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
23 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
2
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
24 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
3
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Olahraga
18 jam yang lalu
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
4
Cetak Sejarah Baru, Timnas U 23 Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23
Olahraga
18 jam yang lalu
Cetak Sejarah Baru, Timnas U 23 Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23
5
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
6 jam yang lalu
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
6
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
Olahraga
6 jam yang lalu
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Ragam

Siti Oetari, Istri Pertama Bung Karno yang Tetap Perawan?

Siti Oetari, Istri Pertama Bung Karno yang Tetap Perawan?
Siti Oetari, istri pertama Bung Karno. (tribunnews.com)
Selasa, 01 Agustus 2017 09:33 WIB
JAKARTA - Siti Oetari, satu-satunya istri Soekarno atau Bung Karno yang tidak pernah digaulinya. Bung Karno menikahi putri kesayangan HOS Tjokroaminoto itu tahun 1921. HOS Tjokroaminoto merupakan gurunya Soekarno.

Namun pernikahan Soekarno-Oetari hanya bertahan dua tahun. Mereka bercerai pada 1923.

Soekarno bercerita, cintanya kepada Oetari sebenarnya bukan cinta seorang pria kepada wanita. Namun lebih kepada rasa sayang seorang kakak kepada adiknya.

Dalam pengakuannya yang lain, seperti dituturkan Cindy Adams dalam buku ''Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia'', Soekarno mengatakan, pernikahannya tersebut terjadi atas dasar balas budi terhadap Tjokroaminoto.

''Kami memilih kawin gantung. Orang Indonesia menjalankan cara ini karena beberapa alasan. Dalam hal kami, aku belum berniat hidup sebagai suami-istri, karena dia (Oetari) masih kanak-kanak,'' cerita Bung Karno.

Ikhwal mula terjadinya pernikahan itu adalah ketika Istri Tjoktroaminoto meninggal dunia. Tjokroaminoto sangat berduka.Hingga suatu hari, adik Tjokroaminoto menemui Soekarno dan berkata, ''Sukarno, kau lihat bagaimana sedihnya hati Tjokroaminoto.''

''Apakah kau dapat berbuat sesuatu agar hatinya sedikit gembira?''Soekarno pun bingung.

''Jadi menantunya. Oetari sekarang tidak punya ibu lagi. Tjokro sangat khawatir terhadap masa depan anaknya itu dan siapa yang akan menjaganya dan menyanginya. Inilah yang memberatkan pikirannya,'' sambungnya lagi.

Demi membalas budi, Soekarno lantas melamar Oetari.

''Sampai ia (Tjokroaminoto) meninggal, ia tidak pernah tahu bahwa aku mengusulkan perkawinan ini hanya karena aku sangat menghormatinya dan menaruh kasihan padanya,'' ungkap Bung Karno kepada Cindy Adams.

Soekarno bahkan mengatakan tidak pernah 'menyentuh' Oetari. Istrinya itu tetap dijaganya dalam keadaan suci.

''Kami tidur berdampingan di satu tempat tidur, tetapi secara jasmaniah kami sebagai kakak beradik,'' ucap Soekarno.

''Bahkan kami satu sama lain sejujurnya tidak memiliki keinginan melakukan sebagai layaknya suami-istri. Maksudku, dia menyukaiku dan aku menyukainya, tapi perkawinan kami bukan didasari rasa birahi menyala-nyala.''

Karena pengakuannya ini, kemudian muncul istilah janda perawan untuk Oetari.Meski begitu, bukan berarti Soekarno tidak menyayangi Oetari.

Saat Oetari sakit, Soekarno panik dan merawat Oetari sepenuh hati. Sukarno merasakan sayang, dan bukan birahi.

Namun tak semua orang percaya pengakuan Soekarno.

Penulis buku biografi Soekarno, Lambert Giebels, meragukannya. Menurut Giebels, Oetari yang secara fisik memiliki daya tarik dan masih muda tidak mungkin didiamkan Soekarno.

''Bahwa apa yang dikatakan (Soekarno) pada otobiografi itu adalah penghinaan bagi Oetari yang manis dan menarik itu,” ucap Giebels, dikutip dari buku Istri-Istri Sukarno.***

Editor:hasan b
Sumber:tribunnews.com
Kategori:Umum, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/