Siswi SMA 1 Bangkinang yang Akhiri Hidup dengan Bunuh Diri Diduga Sering Diejek Jelek dan Miskin
Penulis: Syawal Jose
Informasinya, yang mendorong korban untuk mengakhiri hidupnya ini karena tekanan mental yang dialaminya. Berdasarkan keterangan pihak keluarga, korban sering di-bully oleh teman-teman sekolahnya di SMAN 1 Bangkinang.
"Sebelum almarhum meninggal dunia, dia sudah melaporkan ke mamaknya (paman, red), kalau dia sering di-bully di sekolahnya," kata Juliardi, kakek korban di Bangkinang, Selasa (1/8/2017)
Dari laporan korban (alm Elva) kepada pamannya Juliardi, perlakuan bully itu sudah sering kali dilakukan. Padahal korban baru menjalani sekolah selama tiga pekan. Dimana, Elva adalah murid kelas X di SMAN 1 Bangkinang.
Elva yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara ini, ayahnya diisukan oleh temannya mengalami gangguan jiwa. "Dia sering diejek miskin, jelek, ayahnya kelainan jiwa. Bahkan, pernah saat korban berjalan di sekolah, ditekel oleh temannya," kata Juliardi kakeknya korban kepada wartawan.
Anak dari pasangan Fanda dan Mimin ini kata Juliardi, diperlakukan seperti itu oleh temannya karena diduga temannya iri sebab korban ini adalah anak yang pintar. Dia sering disuruh oleh gurunya untuk menjawab pertanyaan di sekolah. "Dia seringlah disuruh tampil," jelasnya.
Juliardi sudah berupaya untuk melakukan konfirmasi kepada pihak sekolah. Dia menelpon salah seorang guru di sekolah itu. Namun, saat dia melakukan konfirmasi, guru bersangkutan sibuk. Sehingga maksud dan tujuannya itu tak jadi tersampaikan. "Jadi kita telpon Jumat kemarin. Tapi beliau sedang sibuk ada kegiatan," sebutnya.
Sementara itu Kepala SMAN 1 Bangkinang Asnimar membenarkan bahwa Elva Lestari adalah siswanya. Dia baru duduk bangku kelas X, yang sudah menjalani belajar selama dua pekan. "Ya, anak ini di kelas X A. Wali kelasnya Buk Asdawati," kata dia saat dijumpai di ruang kerjanya, Selasa (1/7/2017) pagi tadi.
Dia mengaku tidak begitu memantau kondisi Elva selama di sekolah. Oleh karena itu, dia akan menanyakan kepada siswa-siswa teman korban. Melakukan interogasi kepada murid sekelas dengan korban. Tujuannya, untuk membuktikan apakah betul atau tidak dilakukan bully tersebut.
"Kami sedang minta keterangan siswa apakah benar dibully atau tidak. Kami belum bisa pastikan. Kalau bully itu muncul dari siswa, teman-temannya," katanya.
Atas meninggalnya korban, kepala sekolah seolah lepas tangan. Sebab dia beralasan bahwa korban meninggal di luar sekolah dan di luar jam sekolah. "Dia meninggal dunia tidak waktu sekolah. Di luar jam sekolah. Bisa nanti tanya saja ke bidang siswa," sebutnya. ***
Sumber | : | siswi bunuhdiri kesurupan |
Kategori | : | Peristiwa |