Ganjar Pranowo: La Piye Tho, Mosok Uyah Kok Impor
Penulis: Muslikhin Effendy
"Jateng harus jadi pelopor kedaulatan pangan, 'mosok yo uyah ndadak' (masa garam saja) impor," kata Ganjar di sela penutupan TNI Manunggal Masuk Desa Tahun 2017 di Desa Karangsari, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Rabu (2/8).
Ganjar menyebutkan, dua pertiga luas Indonesia merupakan laut, tapi belum bisa mencukupi kebutuhan garam di tingkat nasional.
"Sayang kita belum bisa memenuhi kebutuhan garam dan dalam waktu dekat pemerintah akan melakukan impor garam, 10 Desember 2017 impornya masuk sebanyak 75 ribu ton garam," ujarnya.
Menyikapi hal tersebut, Provinsi Jateng khususnya daerah yang berada di sepanjang jalur pantai utara Jawa berencana memproduksi garam.
"Kita akan coba buat garam di seluruh pantura, kita juga akan lihat garam yang dibuat tidak dari air laut, ada di daerah Bledug Kuwu, Grobogan, punya garam yang spesifik," ucapnya.
Menurut mantan anggota DPR RI itu, produktivitas garam rakyat Jateng merupakan nomor dua setelah Provinsi Jawa Timur. Meski demikian, itu belum mampu berkontribusi untuk pemenuhan kebutuhan nasional.
"Oleh karena itu, pemerintah harus segera mengambil langkah atau kebijakan guna mengatasi persoalan tersebut, termasuk menyatukan akademisi, pelaku bisnis, dan pemerintah," terang dia.
Ketiga komponen itu, kata Ganjar, diharapkan dapat bergerak cepat mewujudkan kedaulatan pangan khususnya komoditas garam. ***
Sumber | : | tribun jateng |
Kategori | : | GoNews Group, Peristiwa, Ekonomi, Pemerintahan, Jawa Tengah |