Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
18 jam yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
2
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
19 jam yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
3
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
18 jam yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
4
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
Olahraga
17 jam yang lalu
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
5
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
Pemerintahan
18 jam yang lalu
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
6
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
15 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Petani di Aceh Tengah Panen Raya Padi Tahunan

Petani di Aceh Tengah Panen Raya Padi Tahunan
Sejumlah petani saat memanen padi Mas, Takengon, Senin (14/8/2017). [Sarina]
Senin, 14 Agustus 2017 13:18 WIB
Penulis: Sarina

TAKENGON - Petani dataran tinggi Gayo melakukan panen raya padi Mas di Gampong Uning, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Senin (14/8/2017). Panen raya tersebut dilakukan di atas lahan seluas lebih kurang delapan hektare di kawasan daratan Danau Laut Tawar. 

Padi tersebut hanya bisa dipanen sekali dalam setahun karena areanya termasuk sawah tadah hujan.

Salah seorang petani, Nurmani kepada GoAceh mengatakan, dalam sekali panen dirinya mampu menghasilkan padi sebanyak 100 hingga 200 kaleng (hitungan takaran padi di Takengon).

Padi itu dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya selama setahun. 

"Di sini kami tidak pernah menjual padi (gabah). Berasnya kami manfaatkan untuk kebutuhan makan selama setahun," katanya. 

Nurmani menambahkan,  padi Mas yang menghasilkan beras unggulan itu, jika dijual harganya mencapai Rp250 ribu per lima kaleng.

Namun jika sudah menjadi beras harganya berkisar Rp18 ribu per bambu  setara dengan beras Ramos. 

"Kendala yang kami hadapi saat menanan padi itu yakni, kekurangan air karena minimnya curah hujan dan tidak adanya saluran irigasi, meski sawah kami sangat dekat dengan Danau Laut Tawar," ungkapnya. 

“Selain air, petani di sini juga mengeluhkan hama padi seperti tikus dan keong sawah, sehingga mengurangi hasil produksi padi,” tandas Nurmani. 

Editor:Yudi
Kategori:Ekonomi
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/