Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
Olahraga
19 jam yang lalu
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
2
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
Olahraga
19 jam yang lalu
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
3
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
Olahraga
18 jam yang lalu
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
4
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
Olahraga
18 jam yang lalu
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
5
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
Olahraga
19 jam yang lalu
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
6
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Olahraga
15 jam yang lalu
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Home  /  Berita  /  Sumatera Utara

Dinasti Politik Disinyalir Terjadi di Pilkada Serentak 2018

Dinasti Politik Disinyalir Terjadi di Pilkada Serentak 2018
Rabu, 30 Agustus 2017 10:33 WIB

MEDAN-Dinasti politik disinyalir terjadi di pilkada serentak 2018, salah satunya di Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta), Provinsi Sumatera Utara.

Informasi diperoleh mengatakan bahwa Walikota Padangsidimpuan Andar Amin Harahap akan maju di Pilkada Paluta 2018. Andar Amin Harahap adalah anak kandung dari Bupati Bachrum Harahap yang memimpin Kabupaten Paluta selama dua periode.

Menyikapi hal itu, Pengamat Politik Shohibul Anshor Siregar mengatakan bahwa dinasti politik sesuatu yang tampak begitu mengemuka di dalam proses demokratisasi Indonesia.

Hal itu terjadi dikarenakan para elit politik masih memahami nilai-nilai konservatif pada masa kerajaan-kerajaan lama.

"Akarnya ada pada egalitarianisme yang sulit tumbuh, ditopang oleh tradisi politik yang dibangun oleh para elit politik di Jakarta, mengingat nilai-nilai konservatif kerajaan-kerajaan lama yang umumnya berindikasi sedikit-banyaknya anti merit system," ucap Shohibul Anshor.

Menurut Shohibul, fenomena dinasti politik saat ini masih mendapat pengejawantahan di daerah. "Sungguh tak ada pasal yang eksplisit dalam ketentuan perundang-undangan yang melarang tradisi politik ini," sebutnya.

Tetapi, lanjut Shohibul, untuk Provinsi Sumatera Utara, kejadian yang mirip sudah pernah terjadi, di antaranya ketika Pilkada Kota Tanjungbalai, Pilkada Asahan, Pilkada Labuhanbatu (induk) dan lainnya.

Jika dilihat dari semua data itu, masih Shohibul, model rencana dinastinya tidak seregam, ada yang mengajukan anak sebagai calon penerus, ada yang mengajukan istri dan ada yang mengajukan kolega.

"Khusus yang terakhir ini nilai kedisnatiannya agak longgar, tetapi tetap dengan agenda pengabadian orang dekat di puncak kekuasaan lokal," serunya.

Shohibul juga tidak menampik jika dinasti politik pada pesta demokratisasi di Indonesia akan berakhir dengan kepedihan.

"contoh-contoh itu mengisahkan kegagalan total. Saya belum mengetaui apakah ada studi mengenai ini, tetapi dugaan saya, rakyat cendrung menolak," tegas Shohibul.

Editor:Wen
Sumber:drc
Kategori:Sumatera Utara, Politik
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/