Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
23 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
16 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
19 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
11 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
5
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
11 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
16 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Home  /  Berita  /  GoNews Group

MPR: Sudah Saatnya Orang Malaysia yang Berobat ke Aceh

MPR: Sudah Saatnya Orang Malaysia yang Berobat ke Aceh
Istimewa.
Selasa, 17 Oktober 2017 16:19 WIB
BANDA ACEH - Wakil Ketua MPR Mahyudinmengatakan perlu kesadaran kolektif untuk menjadikan Indonesia maju dan sejajar dengan negara-negara lainnya. Menurutnya, kesadaran itu melingkupi segala hal, tidak hanya di bidang pendidikan tapi juga menjadikan ideologi sebagai identitas dalam berkehidupan kebangsaan.

“Tadi disebutkan ada 45 profesor. Ke depan, Unsyiah harus punya lebih dari 100 guru besar,” kata Mahyudin saat membuka secara resmi gelar Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kerjasama dengan Perhimpunan Anak Konstitusi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), di aula gedung Unsyiah, Banda Aceh, Selasa (17/10).

Acara tersebut juga dihadiri anggota MPR, Muslim (Fraksi Demokrat) dan Hetifah Saifuddin (Fraksi Golkar), termasuk Rektor Unsyiah Prof Dr Ir Samsul Rizal M Eng.

Mahyudin menjelaskan, memajukan pendidikan merupakan bagian dari cita-cita pendiri bangsa. Kemerdekaan yang dicapai sejak diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 harus dijadikan jembatan menuju ke arah yang lebih baik.

Menurut politikus Golkar itu, secara kuantitatif sudah banyak yang berpendidikan tinggi. Tapi secara kualitatif masih belum bisa bersaing dengan negara lain yang maju. Itulah semestinya bangsa ini harus memiliki daya saing dengan negara lain.

"Tadi malam saya baca di media ada pernyataan menteri Keuangan yang menyatakan hasil survei Bank Dunia yang menyebutkan bahwa Indonesia mengalami ketertinggalan dalam bidang pendidikan membaca sekitar 40 tahun dan tertinggal jauh dalam pendidikan science dan teknologi sekitar 75 tahun. Hal ini perlu diwaspadai dan dipikirkan betul-betul," ujarnya.

Solusinya, lanjut Mahyudin adalah perlunya kerja keras semua anak bangsa mengejar ketertinggalan tersebut untuk mengisi kemerdekaan sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa yakni memberantas kebodohan juga kemiskinan.

“Sudah saatnya orang Malaysia yang berobat ke Aceh. Bukan lagi orang Aceh yang berobat ke Malaysia,” katanya.

Untuk itu, Mahyuddin menitikberatkan pada kesadaran dan rasa nasionalisme dalam diri masing-masing secara kuat untuk membangun bangsa. “Serta menjadi sebuah kebanggaan agar kita bisa bisa berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Sosialisasi Empat Pilar MPR adalah salah satu upaya ke arah itu," tegasnya.

Kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR yang sedang digalakkan MPR dengan target sasaran berbagai elemen rakyat Indonesia di seluruh wilayah Indonesia adalah dalam rangka menjalankan amanat UU Nomor 17/2004 tentang MD3.

Di Sosialisasi Empat Pilar tersebut, MPR ingin menanamkan kembali ideologi kebangsaan ini kepada seluruh lapisan masyarakat agar bisa menjadi perilaku dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dalam perjalanannya, walaupun sosialisasi Empat Pilar banyak kendala seperti protes sampai gugatan yang sampai ke Mahmakah Konstitusi beberapa pihak tentang penamaan kegiatan yang dulu bernama Sosialisasi Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara, namun sampai saat ini banyak sudah elemen masyarakat terutama generasi muda kembali menyadari pentingnya memahami kembali Empat Pilar yang di dalamnya ada Pancasila.

"Sebenarnya substansi sosialisasi adalah empat hal itu yakni Pancasila, Empat pilar hanya penjudulan saja agar lebih mudah mengingat. Alhamdulillah setelah berkonsultasi dengan MK judul berubah menjadi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dipersilakan boleh melanjutkan sosialisasi," imbuhnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Umum, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, Aceh
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/