Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
23 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
16 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
19 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
11 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
5
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
11 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
16 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Bukannya Sejahtera, 50 Ribu Warga NTT Kian Melarat di Malaysia

Bukannya Sejahtera, 50 Ribu Warga NTT Kian Melarat di Malaysia
Istimewa.
Minggu, 05 November 2017 23:18 WIB
JAKARTA - Sebanyak 50 ribu warga NTT yang menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) illegal di Malaysia, bukanya bahagia atau sejahtera, mereka justeru hidupnya melarat (miskin/sengsara) di Negeri Jiran Malaysia.

Mereka merantau ke Malaysia sudah puluhan tahun dan sudah memiliki keluarga dan keturunan.

Nasib 50 ribu warga NTT menjadi yang terbanyak dari 200 ribu warga Indonesia yang hidup di Malaysia. Keberadaan mereka saat ini sangat miris, karena tidak bisa kembali ke kampung halaman dan tidak memiliki pekerjaan tetap di Malaysia.

Kondisi TKI illegal asal NTT ini mendapat perhatian dari para pekerja sosial di Malaysia. Para pekerja ini, menghendaki agar puluhan ribu warga NTT dikembalikan ke tanah air dan melengkapi data diri berupa kartu tanda penduduk (KTP).

Menanggapi hal tersebut, Anggota DPD RI asal NTT Abraham Paul Liyanto yang ditemui wartawan di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTT, Jumat (3/11) lalu menjelaskan, keberadaan TKI ilegal ini disampaikan sejumlah pekerja sosial dari Malaysia, Gries Lie. Menurutnya, para pekerja sosial menginginkan agar warga NTT pulang ke kampung halamannya.

Paul dihubungi wartawan usai melakukan pertemuan bersama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTT dan pekerja sosial asal Malaysia.

"TKI yang ada di sana itu 200 ribu orang dan 50 ribu orang MTT karena orang-orang ini yang illegal ini mereka tidak bisa pulang, tapi tidak bekerja. Jadi mereka ini beranak cucu di sana. 380 orang melahirkan di sana. Jadi ini sudah satu kampung di sana (Malaysia),” ujarnya.

Dia mengatakan, sudah bertemu Senator dan Pemerintah Malaysia untuk memberikan teguran keras kepada majikan yang menerima TKI secara illegal. Menurutnya, para majikan di Malaysia harus diberi sanksi jika menerima TKI ilegal, begitupun dengan PJTKI yang mengirim TKI ilegal.

"Jadi sudah dua kali kita pertemuan dengan senator dan duta besar di sana (Malaysia). Saya bersikeras bahwa Malaysia pun harus berikan teguran keras kepada majikan-majikan yang terima illegal. Kalau mereka terima illegal bagaimana pun tidak bisa ini,” katanya.

Ia menambahkan, permasalahan TKI illegal asal NTT di Malaysia harus diselesaikan oleh kedua negara. Semua dokumen TKI harus disiapkan oleh negara, sehingga harus lengkapi dengan baik, karena antara Malaysia dan Indonesia punya kesamaan dalam hal-hal tindakan di luar aturan.

"Saya bilang beda-beda tipis ini Malaysia dengan Indonesia soal korupsi. Soal oknum polisi dan semua instansi yang terlibat jadi begitu semua sama,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTT Bruno Kupok mengatakan, 50 ribu warga NTT tersebut saat ini menetap di hutan untuk menghindari kejaran dari aparat keamanan setempat. Menurutnya, para TKI juga sulit masuk kota dan sulit berobat di rumah sakit, termasuk memperoleh makanan dan minuman.

Dia mengatakan, sesuai keinginan para pekerja sosial di Malaysia, para TKI harus dipulangkan ke kampung halaman, namun masih mengalami kesulitan karena tidak memiliki dokumen. Menurutnya, yang perlu dilakukan saat ini yakni pencegahan para TKI ilegal masuk ke Malaysia.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/