Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
20 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
2
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
20 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
3
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Olahraga
15 jam yang lalu
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
4
Cetak Sejarah Baru, Timnas U 23 Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23
Olahraga
14 jam yang lalu
Cetak Sejarah Baru, Timnas U 23 Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23
5
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
3 jam yang lalu
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
6
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
Olahraga
3 jam yang lalu
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Lapor Pak KPK! Ada Kejanggalan Lelang Pembangunan Jalan Oksibi-Towe Hitam Papua, Kapan Diproses?

Lapor Pak KPK! Ada Kejanggalan Lelang Pembangunan Jalan Oksibi-Towe Hitam Papua, Kapan Diproses?
Ilustrasi.
Kamis, 21 Desember 2017 09:47 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Center for Budget Analysis menemukan beberapa fakta kejanggalan dalam proses lelang pembangunan jalanNasional Oksibil-Towe Hitam di Kabupaten Oksibil, Papua.

CBA pun berkirim surat terbuka ke KPK, agar segera memanggil ULP Kelomok kerja 3 tanah merah.

Hal ini diungkapkan Uchok Sky Khadafi, selaku Direktur Center for Budget Analysis (CBA) kepada GoNews.co, Kamis (21/12/2017).

Menurut Ucok, upaya Pemerintah Jokowi dalam hal pembangunan infrastruktur layak diacungi jempol, dengan prinsip Indonesia sentris pembangunan tidak hanya fokus di pulau Jawa. "Wilayah Indonesia pinggiran dari Sabang sampai Merauke diharapkan bisa secepatnya merasakan manisnya kue pembangunan," katanya.

Namun kata dia, disaat Jokowi gencar mengadakan proyek pembangunan infrastruktur jalan, Center for Budget Analysis melihat seperti pisau bermata dua. Di sisi lain berdampak positif karena membawa harapan kepada segenap masyarakat Indonesia agar pembangunan lebih merata.

"Namun di sisi lain, dalam prosenya seringkali ditemukan indikasi penyelewengan yang dilakukan oknum tidak bertanggug jawab," tandasnya.

Hal ini kata dia, tentu sangat mencederai semangat pembangunan yang jujur dan bersih sebagaimana digelorakan Pemerintah. Untuk mencegahnya perlu upaya serius dari penegak hukum terkhusus Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang selama ini konisten dalam memberantas segala bentuk tindakan koruptif.

Salah satu proyek yang perlu menjadi perhatian KPK adalah pembangunan jalan nasional Oksibil-Towe Hitam di Kabupaten Oksibil, Papua. Dalam proses pelaksanaan proyek ini tercium bau tidak sedap yang bisa merugikan keuangan negara. Sebagai penyelenggara Proyek, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) melalui satuan kerja pelaksanaan jalan nasional wilayah III Provinsi Papua (tanah merah) menganggarkan sebesar Rp129.942.000.000.

Adapun yang bertugas sebagai Unit Layanan Pengadaan (ULP) adalah: Asniaty , ST Sebagai ketua. Korinus Unawekla, S. Sos sebagai Sekretaris. Serta tiga anggota; Marthen Luther, ST. Zahrial Firman R, ST. Binsar Sitorus, S. Sos. Mereka ini yang menetapkan perusahan pelat merah PT wijaya karya (persero) Tbk sebagai pemenang proyek. Kedua pihak menyepakati anggaran yang akan dihabiskan untuk proyek pembangunan jalan nasional Oksibil-Towe Hitam sebesar Rp108 miliar lebih.

Sebagaimana diketahui bersama, dalam setiap pelaksanaan proyek pembangunan pemerintah, hal utama yang harus diperhatikan adalah pengendalian pembangunan diarahkan pada efiensi pengeluaran uang negara. Namun dalam proyek pembangunan jalan nasional Oksibil-Towe Hitam hal ini tidak terlihat.

"Dengan dimenangkannya PT wijaya karya (persero) Tbk dengan nilai proyek sebesar Rp108.567.070.000 oleh Kemen PUPR terasa janggal. Dari segi nilai proyek misalnya angka tersebut jauh lebih mahal jika dibandingkan perusahaan lainnya seperti yang ditawarkan PT Graha Prasarana Sentosa senilai Rp104.030.430.000 milar. Atau PT Cahayamas Perkasa senilai Rp107.135.922.000," bebernya.

Keputusan pihak Kemen PUPR dalam hal ini ULP Kelompok kerja 3 tanah merah yang justru memenangkan perusahaan dengan tawaran tinggi dan menggugurkan perusahaan dengan tawaran rencah jelas sangat mencurigakan.

"Ada selisih yang terlampau tinggi sebesar Rp4.536.640.000, angka ini tentunya bukan hanya sebatas “selisih” namun bisa juga berkonotasi lain," tukas Ucok.

Ketika pengendalian proyek pembangunan tidak lagi diarahkan pada efiensi kata dia, tindakan tersebut sangat dekat dengan pemborosan, ketika ini terjadi KPK harus segera bertindak agar hal yang jauh lebih buruk yakni meruginya keuangan negara tidak terjadi.

"Untuk itu Center for Budget Analysis mendorong KPK agar segera memanggil pihak penyelenggara proyek pembangunan jalan nasional Oksibil-Towe Hitam yakni ULP Kelomok kerja 3 tanah merah untuk dimintai keterangan," pungkasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/