Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
23 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
2
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
23 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
3
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Olahraga
18 jam yang lalu
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
4
Cetak Sejarah Baru, Timnas U 23 Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23
Olahraga
17 jam yang lalu
Cetak Sejarah Baru, Timnas U 23 Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23
5
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
6 jam yang lalu
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
6
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
Olahraga
5 jam yang lalu
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
Home  /  Berita  /  Riau

DPRD Riau Sebut APBD Sudah Anggarkan Rp13 Miliar untuk Karlutha, Aherson: Ada Bangun Kolam Juga

DPRD Riau Sebut APBD Sudah Anggarkan Rp13 Miliar untuk Karlutha, Aherson: Ada Bangun Kolam Juga
Selasa, 20 Februari 2018 02:34 WIB
Penulis: Winda Mayma Turnip
PEKANBARU - Memasuki musim kemarau, Riau dalam posisi waspada kebakaran hutan dan lahan (Karlutha). Karenanya, mengantisipasi masuknya kemarau setiap tahun, pada APBD 2018 sudah dianggarkan Rp13 miliar.

Hal itu disampaikan Ketua Komisi I Aherson kepada GoRiau.com, Senin, (19/2/2018). Aherson menyampaikan, dana tersebut telah dikucurkan terutama pada pembinaan dan pelatihan kepada perangkat - perangkat desa yang daerahnya rawan kebakaran hutan dan lahan. Disebutkan pula, untuk tahun lalu telah dibangun kolam seharga Rp1,7 miliar.

"Dana APBD itu dianggarkan sebesar Rp13 miliar untuk mencegah kebakaran. Lebih baik mencegah daripada mengupayakan setelah terbakar, maka kita utamakan pembinaan, diantaranya pelatihan dan sosialisasi untuk perangkat-perangkat desa yang daerahnya rawan. Kita juga sudah bangun satu kolam tahun lalu yang bisa digunakan saat ini," terang Aherson.

Aherson menyatakan pembangunan kolam belum dilakukan di semua daerah yang dinilai rawan. Sampai saat ini hanya ada satu kolam, dan rencananya untuk 2018, akan kembali dibangun di daerah Pelalawan.

Aherson menyampaikan, kesulitan utama dari pembuatan kolam ini dikarenakan lahan gambut. Luas kolam sendiri diperkirakan memiliki panjang 17 meter dan lebar 6 meter dan dalam 4 meter, dan disemen sehingga permanen, diklaim, kolam itu efektif untuk memadamkan api.

"Baru satu kolam kita bangun, dan nanti akan kita bangun lagi, kita bangun kolam itu pinggiran dan dasarnya disemen. Kolam itu efektif sekali, sudah berdasarkan pengkajian dengan swasta, RAPP, bahkan konsultan dari beberapa negara," ujarnya.

Namun, titik api yang terus bertambah di Riau, yang dinyatakan tertinggi di Sumatera ini disebutkan Aherson dikarenakan penyebab munculnya api tidak hanya karena ulah oknum saja. Titik api di Riau terjadi karena memang daerah ini rawan dimusim kering dengan percikan atau 'ulah' alam sendiri, pihak daerah setempat juga telah mengupayakan membudidayakan lebah hutan, sehingga dapat menjadi 'alarm' kebakaran.

"Penyebab api itu bukan hanya ulah manusia di Riau ini, tapi memang gesekan - gesekan kecil saja dilahan kering itu bisa picu api, makanya inilah kendalanya. Tapi saya kira, kalau tidak salah, sudah ada dibeberapa daerah yang membudidayakan lebah. Jadi nanti jika ada titik yang terbakar, lebah itu langsung keluar, dan jadi tanda alarm bagi warga bahwa ada hutan yang terbakar, sehingga bisa langsung diantisipasi," ujarnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/