Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
24 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
2
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
18 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
3
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
19 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
4
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
23 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
5
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Olahraga
13 jam yang lalu
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
6
Cetak Sejarah Baru, Timnas U 23 Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23
Olahraga
13 jam yang lalu
Cetak Sejarah Baru, Timnas U 23 Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Ketika Golkar Berkompetisi dengan 'Anak dan Cucunya' di Pemilu 2019, Ini kata Pengamat

Ketika Golkar Berkompetisi dengan Anak dan Cucunya di Pemilu 2019, Ini kata Pengamat
Ilustrasi.
Rabu, 21 Februari 2018 21:58 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Tak dapat dipungkiri dominasi Partai Golkar (PG). Pada waktu lalu mereka sempat 'mengandung dan melahirkan anak' bernama Partai Gerindra yang dikomandani Prabowo Subianto.

Menyikapi hal itu, Pengamat politik Indonesian Public Institute (IPI) Jerry Massie menjelaskan, Partai Golkar merupakan partai tua yang sudah melahirkan banyak partai.

"Partai yang didirikan Presiden ke-2 Soeharto 20 Oktober 1964 ini sudah melahirkan banyak partai sampai punya cucu. Anak mereka Gerindra, Nasdem yang diketuai Surya Paloh, kemudian Partai Hanura yang didirikan Jendral (Purn) Wiranto, serta PKPI yang didirikan oleh Mantan Wapres Try Sutrisno," kata Jerry.

Suara mereka di parlemen jelas dia, cukup signifikan, apalagi jika di gabung dengan rincian PG (91 kursi), Gerindra (73 kursi), Nasdem (36 kursi) dan Hanura (16 kursi) total keseluruhan berjumlah 216 kursi. "Ini hampir setengah dari 560 jumlah anggota DPR," tandasnya.

Ditahun ini cucu politik mereka pun lahir, yakni Partai Perindo (Harry Tanoesudibyo), Partai Berkarya (Neneng A Tuty) dan Partai Garuda (Ahmad Ridha Sabana).

Menurut Jerry, diantara partai-partai baru tersebut, maka yang punya kans bertahan adalah Perindo. Lantaran kata dia, partai ini jauh-jauh hari sudah action. Ditambah dukungan finansial dan media, otomatis mereka akan kuat.

"Kalau Golkar, Nasdem, Gerindra, Hanura dipastikan masih akan bertahan,tapi yang baru saya lihat hanya Perindo," ujarnya.

Lanjut Jerry, agar partai baru bisa bertahan, maka harus punya colour, branding, imaging political tersendiri agar bisa survive. Pada intinya, appoaching atau pendekatan politik ke kelompok bawah (marjinal) harus diperkuat.

Masih kata peneliti politik di Amerika ini, membentuk partai politik dan lolos ke pemilu bukan hal mudah. "Sudah baik mereka lolos ketimbang PKPI dan Partai besutan Yusril Iza Mahendra (PBB) yang gagal pada verifikasi faktual," tandasnya.

Tapi sebut Jerry, diantara new party (partai baru) ada satu partai anak muda yang bisa membuat kejutan yaitu, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang diketuai Grace Nathalia.

Sementara Partai Golkar, yang merupakan gudangnya politisi di Indonesia, ia menilai dari kekuatan mereka, masih tetap solid. "Tapi, jika Golkar lengah, maka partai beringin ini bisa takluk dengan partai lain. Untuk afiliasi mungkin terjadi tapi hanya Golkar, Nasdem, Hanura, Perindo, Garuda dan Berkarya," ujarnya.

Sedangkan untuk Gerindra sendiri tuturnya, lebih mesra bersanding dengan Partai Demokrat, PKS, PAN maupun PPP. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/