Berkemungkinan Sadar Keberadaan Petugas, 'Predator Misterius' Bonita Menghilang sudah Sepekan
Penulis: Chairul Hadi
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) bernama Bonita diketahui sudah sepekan tidak ditemukan. Terakhir, tim melihat sosok Bonita pada 19 Maret 2018 lalu. Ini diungkapkan Ketua tim pencari dan penyelamat Bonita, Mulyo Hutomo.
Diperkirakan, Bonita masih bersembunyi di green belt (Jalur hijau, red) yang merupakan kawasan hutan yang berbatasan langsung dengan perkebunan sawit milik perusahaan di Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Inhil, Riau tersebut.
Diketahui, sekitar dua bulan terakhir harimau betina yang sudah menewaskan dua orang manusia tersebut berkeliaran di perkebunan sawit. Tim gabungan pun juga telah melakukan berbagai upaya untuk menangkapnya hidup-hidup.
Salah satunya, dengan memasang box trap hingga penggunaan bius dengan senjata. Namun pasca penembakan bius yang dilakukan tim pada pekan lalu, berkemungkinan membuat Bonita sadar akan keberadaan petugas yang mencarinya.
Mungkin karena sadar sedang dicari, memicu insting Bonita untuk menyingkir dan meninggalkan kawasan perkebunan sawit, dan masuk ke jalur hijau yang diperkirakan memiliki luas sekitar 22 kilometer persegi tersebut.
Hutomo mengungkapkan, untuk memancing agar harimau ke luar, tim gabungan yang bertugas mencari dan menyelamatkan Bonita berupaya mengendurkan pencarian. "Kita mengendurkan tekanan. Ini strategi untuk memberikan fase recovery perilaku Bonita," katanya.
Tujuannya, agar harimau tersebut dapat lebih mudah mendekat (kembali, red) kepada petugas di lapangan, sehingga dapat diupayakan dengan melepas tembakan bius. Selain itu, sejumlah umpan juga dipasang di lokasi yang strategis.
Tujuannya sama, yaitu untuk memancing munculnya Bonita, satwa betina yang dilindungi tersebut. Yang jelas sampai sekarang, tim gabungan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSKA) Riau, TNI, Polri, masyarakat dan pihak lainnya masih berada di lapangan.
Diketahui, pencarian terhadap Bonita dilakukan setelah hewan ini menewaskan dua orang korban. Pertama adalah Jumiati pada awal Januari 2018 lalu, yang diserang saat bekerja di KCB 76 Blok 10 Afdeling IV Eboni State, Desa Tanjung Simpang Pelangiran, Inhil.
Berlanjut, korban kedua bernama Yusri Efendi. Pria berusia 34 tahun tersebut meregang nyawa di desa yang sama, namun berjarak sekitar 15 kilometer dari lokasi tewasnya Jumiati. Diduga, ini juga dilakukan oleh harimau betina Bonita. ***
Kategori | : | Umum, Riau, Peristiwa, GoNews Group |